Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Webinar REQSpace-REQComm: Strategi Bisnis Produk UMKM Bersaing di Pasar Ekspor Global

Media Indonesia
02/12/2023 22:13
Webinar REQSpace-REQComm: Strategi Bisnis Produk UMKM Bersaing di Pasar Ekspor Global
Webinar diskursus Strategi Memulai Bisnis Ekspor from Zero to Hero'(Antara)

PELAKU UMKM Indonesia saat ini dihadapkan sejumlah tantangan bisnis untuk bersaing dalam memasarkan produknya di pasar ekspor global. Konsultan Komunikasi REQComm Retno Kusumastuti membagikan tips bagaimana cara beretika dalam komunikasi bisnis yang baik, terutama dalam hal ekspor bagi pemula.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Singapura Kuartal Ketiga Lampaui Perkiraan

Hal itu dibagikan oleh Retno dalam webinar diskursus Strategi Memulai Bisnis Ekspor from Zero to Hero yang diselenggarakan oleh REQSpace yang bekerjasama dengan REQComm, Sabtu (2/12).

Menurutnya dalam memulai awal melakukan potensi bisnis ekspor produk UMKM, dibutuhkan etika komunikasi bisnis. "Etika komunikasi bisnis merupakan step awal sebuah UMKM dam berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk menghadapi tantangan ekspor, misalnya terhadap calon pelanggan atau buyer bahkan pesaing usaha dan pemerintah," uajrnya lewat keterangan yang diterima.

Baca juga: Kebijakan Sektor UMKM Harus Direalisasikan secara Menyeluruh

Menurutnya, etika dalam komunikasi bisnis bertujuan agar komunikasi yang terjalin dalam konteks bisnis menjadi jujur, adil dan bertanggungjawab. Sehingga tidak ada langkah yang mengarah ke hal negatif khususnya dalam mencermati kebutuhan konsumen terhadap produk-produk di pasar global

"Selain itu yang dibutuhkan adalah prinsip dasar dalam etika bisnis, pertama adalah kejujuran, karena menyembunyikan fakta dan memberikan informasi yang menyesatkan akan merusak reputasi perusahaan," kata Retno.

Sisi kerahasiaan menurutnya pelanggaran privasi akan berujung pada sanksi hukum. Misalnya menjual data base para pelanggan. Lebih lanjut, ia menjelaskan mengapa menghindari pelanggaran hukum masuk dalam etika komunikasi bisnis, karena pelanggaran hukum akan berdampak pada hal yang serius.

"Kesimpulannya, komunikasi bisnis adalah pondasi untuk menjalankan bisnis yang sukses, tadi seperti negosiasi. Bagaimana melakukan negosiasi, tentu saja membutuhkan jam terbang, sehingga jika tidak dia sah maka tidak akan mahir," katanya.

Lalu, Retno mengatakan bahwa prinsip-prinsip etika komunikasi bisnis harus betul-betul dipahami, karena perusahaan akan mendapat reputasi yang baik, memenangkan kepercayaan pelanggan dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih baik untuk semua pihak.

Sementara Praktisi Ekspor dan Founder UKM Eksporter Indonesia Dewi Harlas mengatakan, jika ingin menjadi eksportir pemula, harus mempersiapkan mental yang kuat. Karena menurutnya, bisnis ekspor memiliki rantai yang panjang tak seperti perdagangan lokal.

"Karena ekspor ini adalah bisnis dengan rantai yang cukup panjang, tidak seperti di perdagangan lokal yang kita cukup jualan ketemu pembelian selesai, tapi di bisnis ekspor ini ada step-step atau langkah-langkah yang cukup panjang," jelasnya.

Dewi mengatakan bahwa sejumlah tahapan tersebut mulai dari approach buyer, pengiriman sampel, approval sample, menyiapkan sertifikatnya, pengiriman barang dan sebagainya sampai akhirnya sampai kepada pembeli.

"Untuk menjadi eksportir, kita siapkan dulu marketingnya atau tools-toolsnya, karena dalam bisnis ekspor ini kita akan berjualan atau berbisnis 100 persen online. Sehingga kita harus mempunyai tools-tools di mana buyer itu bisa menemukan kita secara online juga," kata dia.

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan terdapat sejumlah hal yang juga perlu diperisiapkan mulai dari profil perusahaan, katalog produk, website, sosial media dan izin ekspor yang melekat pada perusahaan. Menurutnya, persiapan tersebut dilakukan salah satunya untuk membangun kepercayaan para buyer.

"Sehingga untuk yang berminat untuk menjadi eksportir juga wajib banget untuk mempunyai legalitas perusahaan. Kemudian setelah ada legalitas perusahaan dibuatkan juga rekening perusahaannya, karena para buyer itu merasa tidak aman kalau harus transfer ke rekening pribadi. Karena kan belum tentu si buyer ini mengenal kita, tiba-tiba disuruh transfer ke rekening pribadi, sudah pasti para buyer akan keberatan," lanjutnya.

Senada Konsultan Digital Bisnis Tuhu Nugraha mengungkap terkait dengan bagaimana media sosial dan digital membantu UMKM Indonesia untuk melakukan ekspor.  Menurutnya, yang harus dilakukan pertama adalah mengetahui target audiencenya yang memiliki potensi untuk membeli produk yang dijual.

"Ngapain sih kita mindsetnya harus negara negara mainstream, Eropa, Amerika, Jepang. Padahal tujuan ekspor itu bermacam-macam. Afrika itu butuh produk yang kualitasnya ngga harus terbaik, dan juga soal regulasi pasti mereka ngga repot dan ribet, ngga serepot ketika Anda ingin berjalan ke Eropa yang dibuat ribet untuk melindungi produk lokal mereka," kata Tuhu.

Karena menurutnya, negara-negara tersebut lebih banyak lansianya,sehingga tingkat konsumsi produknya akan lebih rendah. Sementara itu, ia menilai negara seperti Afrika atau Asia lainnya memiliki penduduk yang masih muda-muda, sehingga kemungkinan pembelian produknya akan lebih banyak.

"Karena saya setuju bahwa setiap produk memiliki segmentnya masing-masing dia ngga harus terbaik, yang penting laku dan murah," kata dia.

Setelah mengetahui siapa target audiencenya, selanjutnya yaitu membuat cerita mengenai produk yang akan dipromosikan semenarik mungkin yang membuat mereka meliriknya.

"Kemudian visualnya yang bagus ini jadi penting bagi produk ekspor, apalagi ngga langsung bertemu dengan pembeli, karena mereka ya lihat dari visualnya, bagaimana mereka mau tertarik kalau visualnya ngga bagus," lanjutnya.

Tuhu mengatakan bahwa dengan adanya digitaliasai, semua orang mempunyai informasi yang lebih lengkap yang artinya persaingan pun lebih banyak. "Kalau jaman dulu informasinya susah, tapi kalo usah nembus gampang. Tapi sekarang nembusnya gampang, tapi bertahannya susah. Untuk bisa bertahan harus punya branding yang kuat, konsistensi produk untuk buyer, konsistensi narasi dan jadwal posting," ujarnya. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya