Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
WAKIL Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menyampaikan kendala yang dialami pemerintah Indonesia untuk mengekspor produk kayu setelah berlakunya Uni Eropa Deforestation-free Regulation (EUDR) yang diterapkan oleh pemerintah Jerman.
Menurut dia, sistem verifikasi legalitas dan kelestarian (SVLK) yang berlaku sebelumnya padahal telah mampu menekan angka pembalakan liar di Indonesia dan meningkatkan ekspor produk kayu, terutama ke Uni Eropa.
“Namun, dengan mulai berlakunya EUDR pada tahun 2023, para pelaku usaha produk kayu mempertanyakan status forest law-enforcement governance and trade (FLEGT) yang telah dibangun antara Uni Eropa dan Indonesia dan menyampaikan beban uji tuntas akibat berlakunya EUDR,” kata Alue dalam keterangan resmi, Rabu (18/10).
Baca juga : Berkunjung ke Tiongkok, Mutu Komitmen Perkuat Layanan Green House Gas
Seperti diketahui, dalam kebijakan EUDR, Uni Eropa meminta agar barang-barang atau komoditas yang masuk ke Eropa bebas dari deforestasi tergantung kepada undang-undang di negara masing-masing dan dilengkapi uji kelayakan.
Selain itu, negara-negara juga akan diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan risikonya, yaitu risiko tinggi, risiko standar, dan risiko rendah.
Baca juga : Produk Kayu Olahan RI Bukukan Potensi Transaksi US$3,1 Juta di Interzum 2023 Jerman
Menurut dia, permasalahan implementasi EUDR yang tidak hanya berpengaruh pada produk hasil hutan, namun juga pada komoditi lainnya, yaitu minyak kelapa sawit, kopi, coklat dan karet.
“Serta sistem penentuan tingkat negara berisiko yang sangat mendiskreditkan negara,” imbuh Alue.
Menanggapi itu, State Secretary Silvia Bender menyampaikan, pemerintah Jerman memahami permasalahan pemberlakuan EUDR terutama pada unit usaha kecil dan menengah, karena EUDR juga dirasakan oleh pelaku usaha di Jerman. Pemerintah Jerman sendiri masih mengkaji implementasi due dilligence di perbatasan negara.
Secara spesifik, ia menyampaikan alasan EUDR diterapkan karena pengelolaan hutan di negara produsen masih kurang baik.
“Terkait hal tersebut, pemerintah Jerman menampung aspirasi pemerintah Indonesia dan akan menyampaikannya dalam forum Uni Eropa yang lebih tinggi di Brussels,” ucapnya. (Z-5)
Citra Kayon mengusung konsep integrasi antara keindahan alami kayu dengan sentuhan teknologi cerdas,
Selama periode 2017-2023, Mutu memiliki total 126 klien di Tiongkok.
produk kayu olahan dan teknikal Indonesia masih menjadi primadona konsumen Eropa karena kualitas dan inovasi.
Negara produsen perlu memberikan pengakuan pasar yang lebih luas atas sistem nasional yang saling menguntungkan pihak yang terlibat.
Pencapaian PNPB 2021 juga melebihi 121% dari estimasi yakni Rp4,8 triliun menjadi Rp5,88 triliun
Peningkatan produktivitas hutan melalui penanaman dan pengkayaan kawasan hutan dengan target 403.000 ha, sudah terealisasi sebesar 591.761 ha atau 146,84 % dari target.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved