Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Selandia Baru pada Kamis (21/9/2023) memuji angka-angka baru yang menunjukkan bahwa resesi teknis pada awal tahun ini tidak pernah terjadi. Ini memberikan dukungan politik karena pemerintahan tersebut tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilu pada 14 Oktober.
Negara ini nyaris terhindar dari resesi pada kuartal pertama 2023, menurut angka revisi dari Stats NZ. Output perekonomian triwulanan sebenarnya datar pada periode Januari-Maret, bukan menyusut 0,1% seperti perkiraan sebelumnya. Perekonomian telah mengalami kontraksi pada kuartal terakhir 2022.
Dalam tiga bulan terakhir hingga 30 Juni, pertumbuhan kuartal ke kuartal meningkat menjadi 0,9%. "Perekonomian Selandia Baru berjalan lebih baik dari perkiraan," kata Menteri Keuangan Grant Robertson.
Baca juga: Harga Saham Instacart Melonjak Lebih dari 30% dalam Debutnya
Pemerintahan Partai Buruhnya yang berhaluan kiri-tengah tertinggal dari oposisi konservatif Partai Nasional. Ini sebagian karena tingginya inflasi.
"Pertumbuhan ini terus meningkat dengan angka-angka terbaru yang menunjukkan tidak ada resesi di Selandia Baru pada awal tahun ini," tambah Robertson. "Perekonomian sedang mengalami perubahan dan menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi memburuknya lingkungan global dan dampak peristiwa cuaca ekstrem," katanya mengacu pada Topan Gabrielle pada Februari yang menyebabkan biaya pembersihan hingga NZ$15 miliar (US$9 miliar).
Baca juga: The Fed Dinilai akan Hentikan Penaikan Suku Bunga
Layanan bisnis merupakan pendorong terbesar pertumbuhan kuartal kedua. Juru bicara keuangan Oposisi Partai Nasional Nicola Willis mengatakan pemerintah keluar dari kontak dengan masyarakat Kiwi yang berjuang dengan biaya hidup setelah enam tahun kesalahan urus ekonomi Partai Buruh. (AFP/Z-2)
Semua harus meyakini bahwa kita akan mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dan tantangan covid-19 ini secara lebih baik.
Resesi hampir berubah menjadi jargon yang mudah terucap dan gampang dipolitisasi karena pemahaman akan makna yang tidak lengkap.
DUA negara superpower, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang amat berat.
MURAM, kelam, gelap. Begitulah narasi dalam yang terus mendominasi jagat media dalam beberapa bulan terakhir.
Di bulan-bulan sebelumnya, beberapa negara lain sudah lebih dulu jatuh dalam jurang resesi sebagai dampak dari pandemi covid-19.
Mujiyono menduga, saat ini Anies tengah menarik pelan-pelan kebijakan rem darurat tersebut. Hal itu terlihat dari adanya penerapan kembali sistem ganjil-genap dan denda pelanggar progresif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved