Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
ANGGOTA Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daniel Johan mendorong pemerintah bisa memastikan distribusi logistik persediaan beras dapat berjalan lancar. Sebab, itu merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan harga beras di pasar.
“Jangan sampai ada yang menimbun, menahan, tapi distribusi dari petani sampai ke pasar itu tidak terhambat. Bahkan, kalau bisa ada subsidi logistik untuk pengangkutan,” ujarnya saat dihubungi, Senin (11/9).
Daniel mengatakan, sedianya Komisi IV DPR telah mewanti-wanti pemerintah ihwal potensi gejolak harga beras sedari awal 2023. Langkah-langkah antisipasi diperlukan untuk mencegah lonjakan harga beras guna menghindari ketidakmampuan masyarakat membeli komoditas tersebut.
Baca juga : DKI Jakarta Pastikan Pasokan Beras Aman Meski Ada Kenaikan Harga
Adapun salah satu antisipasi yang dilakukan pemerintah ialah menetapkan kuota impor beras sebesar 2 juta ton untuk 2023. Bulog ditunjuk untuk melakukan pengadaan beras tersebut.
Sejauh ini, Bulog telah berhasil mengamankan sekitar 1,54 juta ton beras impor. Dus, masih tersisa sekitar 400 ribu ton untuk memenuhi penguasan tersebut.
Baca juga : Pemerintah Didorong Percepat Intervensi Terkait Harga Beras
Lantaran harga beras kadung melonjak, pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) atau operasi pasar menjadi opsi yang paling memungkinkan. Daniel menilai, tak ada opsi lain yang lebih baik ketimbang mengguyur beras kepada masyarakat dengan harga murah.
“Operasi pasar ini sebenarnya bukan untuk menekan harga, tapi lebih kepada membantu masyarakat yang tidak mampu agar bisa membeli beras di bawah dari harga pasar yang tinggi. Bisa untuk menekan, tapi apakah Bulog sanggup untuk melakukan operasi pasar hingga 1 juta ton atu 500 ribu ton? Itu sangat berat,” jelas Daniel.
Naiknya harga beras disebabkan oleh berakhirnya masa panen, menyebabkan produksi berkurang di musim gadu dan terimbas El Nino. Sebetulnya, kata Daniel, kesusahan juga dirasakan oleh para petani beras. Sebab, mereka yang mengalami gagal panen mengalami kerugian.
Karenanya, pemerintah juga didorong untuk membantu petani yang mengalami gagal panen tersebut. Tujuannya, saat masuk masa tanam nanti para petani dapat berproduksi dan turut andil dalam produksi beras nasional.
“Dia tidak punya modal dan kalau tidak dibantu, pada musim berikut mereka bisa tidak menanam. Dengan kondisi rugi itu petani harus dibantu. Sehingga harus ada program insentif petani. Buatkan program agar petani bisa mendapatkan bibit, pupuk, pestisida dengan harga murah dan itu harus di-support pemerintah,” pungkas Daniel. (Z-5)
Amran menerangkan bahwa operasi pasar ini akan berlangsung hingga Desember 2025 dengan total penyaluran 1,3 juta ton beras di seluruh Indonesia.
Stok yang banyak tidak otomatis membuat harga beras stabil. Untuk itu pemerintah tidak boleh hanya berbangga dengan jumlah cadangan pangan yang ada.
Pemerintah terus mendorong program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog untuk mengatasi fluktuasi harga.
ANGGOTA Komisi IV DPR RI, Ananda Tohpati, meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera mengatasi kenaikan harga beras agar tidak menyusahkan masyarakat.
Hrga beras SPHP di pasar maupun minimarket dijual Rp12.000 per kilogram atau Rp60.000 per paket 5 kilogram.
ANGGOTA Komisi IV DPR RI, Ananda Tohpati, meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera mengatasi kenaikan harga beras agar tidak menyusahkan masyarakat.
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa sejauh ini Bulog telah melakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui berbagai skema.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Ruszaeni, menjelaskan angka stunting di Kabupaten Tegal menunjukan trend penurunan meski relatif masih tinggi.
PERUM Bulog melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2025 kembali mengarahkan fokusnya pada tiga bidang prioritas.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved