Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SITUASi yang penuh dengan tekanan di Tiongkok terus berlanjut. Sebab, perlambatan ekonomi Tiongkok semakin parah. Hal ini membuat pelaku pasar dan investor cukup gerah untuk terus menerus berada di sana dan berbondong-bondong menarik investasinya dari Tiongkok. Ditambah, minimnya bauran kebijakan fiskal dan moneter yang diberikan oleh pemerintah dan bank sentral.
Kemarin, indeks saham di Tiongkok dibuka 5,5% lebih tinggi, karena ada beberapa dukungan dari pemerintahnya untuk mendorong perekonomian. Namun, kenaikan tersebut, menjadi kesempatan bagi investor asing untuk aksi jual lebih cepat dan menciptakan capital outflow terbesar dalam 1 hari.
"Investor asing tampaknya sudah lelah menunggu jawaban dan aksi nyata pemerintah dan bank sentral Tiongkok untuk mendorong perekonomiannya bangkit dan pulih," kata Associate director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (29/8).
Baca juga: Ketua IMF akan Kunjungi Tiongkok, Indonesia, India
Minimnya stimulus yang diberikan oleh Tiongkok alih-alih ingin pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, justru menjadi alasan investor asing keluar meninggalkan Tiongkok.
Akibat dana yang keluar besar, para pengambil kebijakan telah mendesak institusi seperti dana pensiun, bank, dan lembaga keuangan lainnya untuk meningkat porsi investasi dalam bentuk saham untuk menopang penurunan pasar yang tengah terjadi.
Bahkan regulator Tiongkok memangkas biaya penanganan transaksi saham agar mendorong peningkatan transaksi.
Baca juga: Tiongkok Keluhkan Pembatasan Bisnis oleh AS
Namun, hal tersebut tidak cukup dan masih kurang dari apa yang diinginkan oleh investor. Upaya Tiongkok bisa dikatakan sudah terlambat. Pasalnya Tentu pelaku pasar dan investor sudah menunggu aksi nyata regulator sejak lama, namun tidak ada yang terjadi.
Pasar membutuhkan dukungan stimulus dalam bentuk jumlah yang lebih besar sebagai komitmen komitmen pemerintah dan bank sentral untuk menopang dan memulihkan perekonomian Tiongkok dari situasi dan kondisi yang ada.
Hal ini penting untuk membalikkan momentum. Biar bagaimanapun sebanyak sepertiga pertumbuhan ekonomi global diharapkan dapat dorongan dari pemulihan ekonomi Tiongkok. Ketika hal itu tidak terjadi, maka justru memberikan alarm peringatan bagi situasi dan kondisi yang ada di seluruh dunia.
"Sejauh ini investor asing sudah menarik lebih dari US$10 miliar dari pasar saham Tiongkok. Sebagian besar diantaranya saham blue chips," kata Nico
Beberapa lembaga keuangan sudah memangkas proyeksi, mulai dari Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley.
Dampak pada Asia
Perlambatan ekonomi Tiongkok, mungkin akan berdampak yang lebih besar kepada Asia. Sebab ketika tingkat pertumbuhan Tiongkok naik 1%, maka perekonomian global juga akan meningkat sekitar 0,3%. Hal ini membuat pelaku pasar dan investor memutuskan untuk pergi ketika pertumbuhan ekonomi Tiongkok tidak lagi berarti.
Keterpurukan Tiongkok menjadi kesempatan bagi negara-negara lain untuk bisa masuk untuk bisa berkontribusi lebih besar dalam mata rantai pasok global. Investor asing yang pergi, tidak dapat dikatakan menshifting kepemilikan yang mereka miliki, karena prospek pertumbuhan yang terus memprihatinkan.
"Oleh karena itu, kami melihat hal ini menjadi sebuah kesempatan bagi negara-negara lain untuk mendapatkan cipratan dana investor," kata Nico.
Tentu dana tersebut juga berpotensi masuk ke dalam Indonesia, meski lebih banyak repatriasi ke negara asalnya. Alasannya karena Indonesia memiliki fundamental kuat dan fiskal berjalan yang sehat, serta prospek positif di masa yang akan datang.
"Kami yakin Indonesia akan tetap menjadi negara alternatif untuk berinvestasi bagi investor asing karena daya tariknya. Ini hanya masalah waktu untuk hal tersebut akan terjadi. Hanya tinggal, apakah Indonesia bisa melihat peluang tersebut atau tidak," kata Nico.
(Z-9)
MATA uang dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Rabu (30/8) sore. Hal itu berhasil meredam penurunan tajam di sesi sebelumnya.
MATA uang China, Yuan turun cukup dalam di 448 basis poin menjadi 6,9791 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (16/12/2022).
Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok, layanan transfer uang antar kedua negara makin dibutuhkan
Langkah ini karena Moskow ingin mencari hubungan lebih dekat dengan Beijing setelah sanksi barat atas Ukraina.
INDEKS dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB (17/5/2022), setelah mencapai puncaknya selama 20 tahun pekan lalu.
MUNCULNYA virus baru dengan nama HKU5-CoV-2. Virus corona baru itu ditemukan di Tiongkok. Kenali ciri-ciri virus HKU5-CoV-2 dan fakta-faktanya
Transisi energi tidak hanya tentang pengurangan emisi tetapi juga untuk penciptaan lapangan kerja dan peluang investasi.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
AS dan Tiongkok mencapai kemajuan yang meredakan perang dagang.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
Pasar kemasan karton bergelombang di Asia Tenggara segera mencatat tingkat pertumbuhan tahun majemuk (CAGR) sebesar 4% pada periode 2021-2026.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved