Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
TUMBUH menjadi koperasi modern yang tangguh dan dipercaya, Koperasi Jasa Tri Capital Investama (TC Invest) kini sedang mempersiapkan diri untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025.
TC Invest berharap dengan melantai di bursa akan memberikan semangat bagi pergerakan koperasi untuk bangkit menjadi sokoguru perekonomian nasional yang mendorong peningkatan kesejahteraan para anggotanya.
Itu disampaikan Ketua Pengurus Koperasi Jasa TC Invest Dr Iqbal Alan Abdullah MSc di sela Business Summit TC Invest the Bridge to IDX, di Grand Inna Kuta, Bali, Minggu (30/7). Pertemuan berlangsung sejak Jumat (28/7).
Baca juga: Ini Empat Emiten Baru Yang Melantai di Bursa Efek Indonesia
“Insya Allah kami bertekad melalui business summit ini mempersiapkan diri melangkah ke bursa. Kami ingin agar koperasi Indonesia bisa lebih hebat lagi seperti koperasi-koperasi besar di Eropa, Amerika, Jepang dan negara lain,” ucap Iqbal.
Hadir juga Ketua Pengawas Koperasi Jasa TC Invest Dr Aripin dan Sekretaris Koperasi Jasa TC Invest Jones Sirait.
Selain itu, Managing Director Agus Jamiatul Firdaus, Operation & Legal Director Dedi Gunawan, Finance & Administration Director Azizah Zuhriyah, dan Business Director Adji Srihandoyo.
Di sela-sela business summit, Koperasi Jasa TC Invest menandatangani MoU dengan Asosiasi Peternak Sapi Potong Bali. MoU ditandatangani Ketua Pengurus Koperasi Jasa TC Invest Iqbal Alam Abdullah dengan Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Potong Bali Komang Mahendra.
Baca juga: Hidupkan Kembali Koperasi sebagai Bagian dari Pembangunan Perekonomian Nasional
Menurut Iqbal, koperasi jasa TC Invest berkembang menjadi koperasi sehat dan terus bertumbuh serta berkesinambungan dengan layanan yang memudahkan anggotanya di 17 kota di Indonesia.
Di sisi lain, TC Invest fokus membesarkan UMKM dan pengembangan sektor riil seperti dikehendaki pemerintah, bahkan terlibat dalam pembangunan rumah bersubsidi bagi rakyat dan berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan hingga digitalisasi.
“TC Invest menunjukkan kinerja terbaik selama masa pandemi covid-19 saat banyak bisnis rontok kami justru berkembang pesat. Ini karena kepercayaan para anggota yang sangat tinggi dengan standar pengawasan yang sangat ketat yang kami bangun."
"Itu sebabnya kami ingin melompat lebih tinggi dengan mempersiapkan diri melantai di bursa pada 2025 mendatang, itu target kami. Segala sesuatunya sedang dipersiapkan, antara lain melalui business summit kali ini," kata Iqbal.
Baca juga: Koperasi, Pilar Ketahanan Ekonomi Keluarga
Koperasi TC Invest lahir pada 2016 dengan anggota lebih dari 9.000 orang.
Koperasi ini memiliki unit bisnis sehat mulai dari TCI Mart, peternakan/penggemukan sapi (TCI Farm), pembangunan perumahan bersubsidi (TCI Property), pemberdayaan masyarakat (keberpihakan pada UMKM/TCI Sahabat UMKM), layanan haji dan umroh (Aminin Travel) hingga unit simpan pinjam.
Sebagai koperasi digital, TC Invest memiliki aplikasi i Juara dan TCI Mobile untuk memudahkan anggota bertransaksi dan berniaga.
Untuk memenuhi layanan keuangan lebih luas, TCI juga memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan berencana menambah sejumlah BPR lagi di berbagai daerah.
Koperasi ini juga meraih kepercayaan dari Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BCA untuk memberikan layanan terbaik bagi anggota TC Invest.
TCI Farm dan TCI Property ialah dua program terbaru yang akan diluncurkan pada awal Agustus 2023 ini. (Ant/S-2)
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
Dia mengatakan, keputusan penting lainnya terkait transformasi yang melibatkan partisipasi publik melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32% dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar.
Salah satu BUMD yang diproyeksikan Pramono untuk menjual sahamnya ke publik adalah PT Bank DKI. Pramono menargetkan Bank DKI mulai IPO dalam satu tahun ke depan.
MDLA melepas sebanyak 3,5 miliar saham atau setara 25% dari total modal disetor dan ditempatkan pasca-IPO.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana mengubah jenama (rebranding) Bank DKI. Menurutnya langkah itu perlu dilakukan demi menciptakan manajemen yang lebih solid.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved