Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan untuk Kemakmuran Kawasan

Andhika Prasetyo
26/7/2023 18:02
Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan untuk Kemakmuran Kawasan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Forum Bisnis Indonesia-Korea Selatan.(Istimewa)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan peringatan 50 tahun hubungan Indonesia-Korea Selatan harus dimaknai dengan peneguhan kembali berbagai komitmen kerja sama demi menghadapi tantangan-tantangan baik di lingkup regional maupun global. Hal tersebut ia sampaikan saat memberi sambutan dalam Forum Bisnis bertema Kemitraan Emas-Menyusun Langkah-Langkah Lanjutan untuk Peningkatan Kerja Sama Perdagangan dan Industri antara Indonesia dan Korea melalui Implementasi RCEP dan IK-CEPA yang dihadiri secara virtual dari Jakarta, Selasa (25/7).

Ia meyakini, jika kerja sama terus diperkuat, kedua negara akan mampu mencapai harmoni, kemakmuran dan kemajuan bersama.

“Masa depan menawarkan potensi yang tidak terbatas, dan saya yakin bahwa kemitraan kita akan terus berkembang, memberikan manfaat tidak hanya bagi negara kita, tetapi juga berkontribusi pada kemakmuran lebih luas di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Airlangga.

Baca juga: 158 Proyek Strategis Nasional Rampung dan Beroperasi, Nilainya Rp1.102,7 Triliun

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menggarisbawahi pentingnya implementasi nyata dari Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang sudah berlaku sejak 1 Januari 2023 lalu.

IK-CEPA harus menjadi gerbang bagi eksportir Indonesia untuk masuk ke pasar Korea Selatan, dengan penghapusan tarif bea masuk pada lebih dari 11 ribu pos tarif.

Baca juga: Pemerintah Dorong Keterhubungan Jalan di Utara Jawa

Perjanjian tersebut juga mencakup kerja sama dalam sektor jasa, mendorong kolaborasi dan pertukaran keahlian.

IK-CEPA juga harus menjadi katalis bagi peningkatan investasi dari Korea ke Indonesia, terutama di sektor-sektor strategis seperti otomotif, logam, kimia, dan energi terbarukan.

"Perjanjian ini juga menekankan penguatan kerja sama ekonomi dan sumber daya manusia, kolaborasi di berbagai sektor, serta aturan dan prosedur perdagangan yang berkontribusi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia dan Korea Selatan," tutur Ketua Umum Partai Golkar itu.

Selain IK-CEPA, traktat lain yang juga penting untuk dimaksimalkan adalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Sebagai negara besar dari Asia Timur, Korea Selatan diharapkan bisa mendorong penguatan kerja sama antara negara-negara di kawasannya dan negara-negara Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Perjanjian yang melibatkan 15 negara, yang terdiri dari 10 anggota ASEAN dan lima mitra regional yaitu Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Australia dan Selandia Baru, itu mencakup hampir 30% dari populasi, perdagangan, investasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Menurut Asian Development Bank, RCEP diperkirakan akan meningkatkan pendapatan ekonomi anggota sebesar 0,6% pada tahun 2030, menambahkan pendapatan sebesar US$245 miliar, serta menciptakan 2,8 juta lapangan kerja bagi negara peserta. Oleh karena itu, RCEP jelas bisa memberikan manfaat yang signifikan.

“Keterlibatan aktif dari Indonesia dan Korea Selatan dalam perjanjian ini adalah bukti komitmen kita untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan mendorong kemakmuran di kawasan," tandas Airlangga. (RO/Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya