Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SURVEI Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2023 meningkat dibanding periode sebelumnya.
Ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan II-2023 sebesar 94,0%, lebih tinggi dari 63,7% pada triwulan sebelumnya.
"Peningkatan permintaan kredit baru pada triwulan II-2023, terpantau turun tipis relatif stabil dibanding periode yang sama tahun 2022 dengan SBT 96,9%," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Kamis (20/7).
Baca juga : Konsolidasi Fiskal Cepat, Peringkat Kredit Indonesia Stabil
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru yang meningkat terjadi pada hampir seluruh jenis kredit. Hal tersebut terindikasi pada kredit modal kerja (SBT 89,5%) dan kredit konsumsi (SBT 85,3%).
Sementara itu, kredit investasi (SBT 54,4%) terindikasi sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Selanjutnya, kredit baru untuk seluruh jenis kredit konsumsi tumbuh lebih tinggi pada triwulan II-2023 dibanding triwulan sebelumnya.
Baca juga : Ini Ekspektasi Konsumen Indonesia Terhadap Perekonomian 6 Bulan Ke Depan
Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor konstruksi (SBT 82,2%), diikuti oleh pertanian, perkebunan, dan kehutanan (SBT 79,5%), dan industri pengolahan (SBT 77,9%).
Secara triwulanan (qtq), penyaluran kredit baru pada triwulan II-2023 diprakirakan tumbuh positif. Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru triwulan III-2023 sebesar 86,3%, tetap positif meski lebih rendah dibandingkan 94,0% pada triwulan sebelumnya.
Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan III-2023 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan III-2023 diprioritaskan pada sektor industri prngolahan, perdagangan besar & eceran, serta sektor perantara keuangan.
Kebijakan penyaluran kredit pada triwulan III-2023 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan II-2023 yang bernilai positif sebesar 0,1%.
Standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya diprakirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali KPR/KPA yang diprakirakan lebih longgar.
"Sementara itu, aspek kebijakan penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya antara lain suku bunga kredit dan premi kredit berisiko," kata Erwin.
Prakiraan Dana Pihak Ketiga
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan III-2023 diprakirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Peningkatan terlihat dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 55,0%, lebih tinggi dibandingkan 47,6% pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan DPK yang meningkat diprakirakan terjadi pada jenis instrumen deposito, dengan SBT yang lebih tinggi dari periode sebelumnya, yaitu sebesar 39,2%.
Sementara itu, pertumbuhan tabungan diprakirakan tetap tumbuh positif meski melambat dengan SBT sebesar 79,0%. Di sisi lain, giro diprakirakan membaik meski tumbuh negatif, terindikasi dari SBT negatif sebesar -9,1%.
Sedangkan untuk kredit, responden memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,9% (yoy), walaupun tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4% (yoy), namun lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2% (yoy).
"Untuk DPK, pertumbuhannya sampai dengan akhir tahun 2023 diprakirakan masih tinggi, tecermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2023 yang tercatat positif sebesar 94,3%, lebih tinggi dibandingkan SBT 82,1% pada tahun sebelumnya," kata Erwin. (Z-4)
Sikap menjaga jarak dari orang baru yang ditunjukkan oleh trader Indonesia sesuai dengan sikap mereka dalam memilih broker keuangan.
Tiga lembaga yang menduduki tingkat kepercayaan terendah dari 15 daftar lembaga ditempati oleh partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan DPR RI.
Walaupun popularitasnya belum menjadi yang pertama, Partai Gerindra justru meraih hasil tertinggi dari segi elektabilitas.
Dari total responden, sebanyak 19,5% menilai Prabowo sebagai sosok tegas dan berwibawa.
SEBANYAK 71 persen masyarakat Indonesia mendukung kebijakan efisiensi anggaran yang diimplementasikan di masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Meningkatnya kesadaran publik dan dukungan yang kuat untuk pengurangan metana harus mendorong perubahan sistemik di sektor persampahan di Indonesia.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
Kejagung dinilai menggunakan pasal keranjang sampah dalam pengusutan kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit oleh Bank DKI Jakarta dan BJB pada Sritex
Sektor perbankan di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam mengadopsi teknologi data streaming—sebuah inovasi yang memungkinkan pemrosesan dan analisis data secara real-time
KEMENTERIAN BUMN resmi menunjuk Rivan A. Purwantono sebagai anggota Direksi baru PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam RUPS yang digelar pada Rabu (7/5).
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Hery Gunardi melihat peluang besar performa perseroan akan semakin lincah (agile) di bawah Danantara.
MASYARAKAT modern di perkotaan telah mengenal gaya hidup yang menerapkan prinsip islami, tidak hanya makanan, tetapi juga gaya berpakaian, wisata, dan bahkan perbankan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved