Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Rambah Ranah Digital Meski belum Maksimal

Siti Retno Wulandari
30/6/2023 21:00
Rambah Ranah Digital Meski belum Maksimal
Pengguna memakai tas hasil daur ulang sampah plastik(Akalabi Handmade)

DUNIA digital tak bisa ditolak, apalagi bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal itu juga yang dialami Euis Teti Rostiati, mengaku sudah berumur dan sering keder dalam memanfaatkan teknologi digital, namun ia tak mau menyerah.

Produk olahan sampah plastik dan kertas buatan diunggahnya ke sosial media seperti instagram, facebook juga status whatsapp. Euis mengaku unggahan produknya itu memang belum rapi, masih tercampur dengan sosial media pribadi. Akan tetapi, ia tetap berusaha meluaskan pasar karena ada banyak titipan pengrajin lain di tangannya.

"Ibu ada akun lokapasar tetapi tidak dipakai, tidak ada tenaganya he he he. Harusnya ada yang urus sosial media sendiri. Sekarang masih alakadarnya tetapi tetap masuk ranah digital supaya semakin luas pasarnya," ucap Euis yang pertama kali belajar menganyam dari bekas sedotan, Kamis (29/6).

Baca juga: Menebar Aroma Lada Melalui Media Digital

Soal titipan pengrajin lain, perempuan berusia 50 tahun ini mengungkap jika kondisi tersebut baru-baru terjadi. Sebelumnya, ia mengaku sangat alot mengajak ibu-ibu di sekitarnya untuk belajar sembari menjaga lingkungan. Namun, begitu pandemi, banyak keluarga yang terguncang perekonomiannya, lantas para ibu langsung memutuskan untuk belajar mengolah sampah plastik dan kertas.

Euis tak mematok harga, ia memberikan pelatihan secara cuma-cuma. Hanya saja, jika ada barang atau produk daur ulang yang dibawa pulang, maka itu yang harus dibayar.

Baca juga: Ikut Pameran, Euis Banjir Pesanan

"Kini, saya menerapkan setiap hari harus ada satu produk. Itu jadi tabungan mereka, nanti mereka catat. Semisal buat gantungan kunci, lalu tulis di tabungan Rp5 ribu. Tabungan itu nantinya bisa dicairkan, sembari saya carikan pembelinya. Sekarang ada kelompok yang menjual bahan setengah jadi lalu nanti kami olah," tutur Euis.

Untuk range harga produk, Euis menyebut mulai dari Rp5 ribu hingga Rp250 ribu. Sementara terkait omzet, ia mengatakan belum besar. Namun, ia menitikberatkan pada pemberdayaan akan kemampuan perempuan berkontribusi pada perekonomian keluarga sekaligus menjaga lingkungan bersih dari sampah.

Terkait digitalisasi pada transaksi, Euis menerapkan pembayaran uang muka harus dilakukan sebesar 50%. Untuk sisanya akan ditagih begitu produk selesai dan siap kemas.

"Harus dilunasi dahulu sebelum dikirim. Ini salah satu cara saya menghadapi digitalisasi yang berujung pada transaksi," tukasnya.

Saat ini, Euis berharap bisa mendapatkan pelatihan terkait dunia digital, mulai dari proses pengambilan gambar produk hingga editing video.(Wnd)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya