Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
SETIAP 21 Juni, diperingati sebagai Hari Krida Pertanian. Peringatan ini dilakukan di Indonesia untuk menghormati para pelaku di bidang pertanian dan peternak.
Lantas seperti apa makna, sejarah dan ucapannya?
Dikutip dari laman resmi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kementerian Pertanian (Kementan), Hari Krida Pertanian bertujuan sebagai bentuk rasa syukur para masyarakat pertanian atas hasil panen.
Baca juga: Kementan Dukung Petani Milenial Subang Manfaatkan KUR
Selain itu, Hari Krida Pertanian juga menjadi waktu untuk mengevaluasi kekurangan dari kegiatan pertanian yang sudah lalu untuk diatasi dan dicegah pada kegiatan pertanian selanjutnya.
Makna Hari Krida Pertanian bisa didefinisikan sebagai momentum pergeseran pola pertanian nasional yang semula menggunakan sistem tradisional menuju ke pertanian modern.
Perayaan Hari Krida Pertanian diharapkan menjadi momen masyarakat dan petani untuk mendorong aktivitas produksi dan perbaikan terhadap ekonomi nasional.
Baca juga: Metode Pengumpulan Data Sensus Pertanian 2023
Hari Krida Pertanian juga memiliki arti sebagai hari berbangga hati atas prestasi dan hasil yang diperoleh setelah setahun penuh bekerja tanpa mengenal lelah. Sehingga, mampu menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan segenap masyarakat.
Selain itu, makna Hari Krida Pertanian juga diartikan sebagai hari mawas diri dengan melihat kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang dihadapi masa lampau untuk selanjutnya mengusahakan perbaikan dan peningkatan dalam menghadapi masa mendatang.
Tanggal peringatan Hari Krida Pertanian ditetapkan berdasarkan faktor astronomis dan pembagian musim. Dari sisi astronomis, tanggal 21 Juni merupakan waktu di mana Indonesia mengalami pergantian iklim yang mempengaruhi kegiatan pertanian.
Di tanggal tersebut, matahari berada dalam posisi garis balik utara (23,5° lintang utara). Inilah waktu proses produksi tanaman berakhir dan akan dimulainya proses penanaman yang baru.
Sedangkan, bila berdasarkan pembagian musim, tanggal 21 Juni merupakan awal musim ke-1 yang merupakan awal dari siklus 12 musim. Siklus 12 musim yang dimaksud adalah siklus pranata mangsa, yang jika diuraikan menjadi hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya.
Tanggal 21 Juni disebut sebagai Mangsa Terang yang diartikan sebagai langit cerah. Mangsa Terang berlangsung selama 82 hari dan terletak di antara Mangsa Panen dengan Mangsa Paceklik. Beberapa komoditi pertanian yang dilaksanakan pada masa ini antara lain kopi, cengkeh, dan lada.
Masih mengutip dari laman Balitjesro, diterangkan bahwa makna Hari Krida Pertanian bisa diartikan juga sebagai hari penghargaan kepada orang, keluarga dan masyarakat yang dinilai berjasa dan berprestasi dalam pembangunan bangsa dan negara, khususnya pembangunan di sektor pertanian.
Pemberian penghargaan tersebut diharapkan akan dapat mendorong munculnya cipta karsa dan karya yang lebih besar guna terwujudnya masa depan pertanian yang lebih dapat meringankan beban orang yang tengah menderita atau memerlukan bantuan
"Ini dilakukan sebagai komitmen dan kepedulian para ulama dalam ikut membantu petani, agar tembakau mereka terbeli dengan harga layak,"
Teknologi ini membantu petani mendiagnosis penyakit tanaman melalui analisis gambar dan memberikan rekomendasi agronomi yang tepat untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Bupati Indramayu Lucky Hakim juga akrab dengan satwa liar melepas ribuan ekor ular ke sawah di Indramayu.
Moratorium selama tiga tahun akan menciptakan stabilitas ekosistem pertembakauan dan memberi ruang bagi petani serta pelaku industri agar tidak gulung tikar.
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama juga akan berdampak positif lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved