Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Neraca Dagang Indonesia Surplus, Tiga Negara Penyumbangnya

M. Ilham Ramadhan Avisena
15/5/2023 17:32
Neraca Dagang Indonesia Surplus, Tiga Negara Penyumbangnya
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas dengan m,enggunakan alat berat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.(Antara/M Risyal Hidayat.)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$3,94 miliar pada April 2023. Nilai tersebut lebih besar dari surplus Maret 2023 yang tercatat sebesar US$2,91 miliar. Capaian surplus itu sekaligus menjadi yang ke-36 bulan secara beruntun.

Nilai tersebut diperoleh dari capaian nilai ekspor yang tercatat sebesar US$19,29 miliar dan nilai impor yang tercatat senilai US$15,35 miliar. "Neraca perdagangan Indonesia sampai April 2023 surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus April 2023 menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya meskipun tercatat lebih rendah dari April 2022," ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam konferensi pers, Senin (15/5).

Surplus April 2023 ditopang surplus dagang nonmigas sebesar US$5,64 miliar. Komoditas utama yang mendorong surplus tersebut ialah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan/nabati HS15, serta besi dan baja HS72. Penghambat surplus dagang di April 2023 ialah defisit dagang migas sebesar US$1,70 miliar. Komoditas yang turut mendorong defisit itu, yakni minyak mentah dan hasil minyak.

Baca juga: Impor Nonmigas dan Barang Konsumsi Sumbang Terbesar Penurunan Nilai

Adapun tiga negara penyumbang surplus dagang terbesar bagi Indonesia ialah India dengan nilai sebesar US$1,11 miliar. Komoditas yang dominan mendorong surplus dagang dengan India ialah bahan bakar mineral HS27, lemak dan minyak hewan/nabati HS15, serta besi dan baja HS72.

Lalu Indonesia juga mencatatkan surplus dagang dengan Amerika Serikat sebesar US$913,8 juta. Komoditas utama yang mendorong surplus tersebut, yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS85, pakaian dan aksesorinya (rajutan) HS61, dan alas kaki HS64.

Baca juga: Nilai Ekspor April Merosot, Pertumbuhan Terendah Tahun Ini

Sedangkan negara ketiga yang mendorong surplus dagang Indonesia ialah Filipina. BPS mencatat surplus dagang Indonesia dengan Filipina mencapai US$656,7 juta. Itu banyak didorong oleh komoditas bahan bakar mineral HS27, kendaraan dan bagiannya HS87, dan berbagai makanan olahan HS21. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya