Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEBIJAKAN Harga Eceran Tertinggi (HET) dinilai belum efektif dalam mengatasi fluktuasi harga beras di tingkat konsumen. Proses produksi yang belum efisien dan rantai distribusi yang panjang turut berkontribusi terhadap harga beras yang lebih tinggi dari HET di pasar.
"Kalau pelaku usaha dipaksa untuk mengikuti harga HET dengan menekan margin, maka yang akan terjadi adalah tidak ada pelaku pasar yang akan menjual beras domestik. Hal ini akan berdampak pula di sektor hulu dengan berkurangnya pendapatan petani gabah," ujar Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir melalui siaran pers, Selasa (4/4).
"Dampak selanjutnya adalah bukan tidak mungkin penggilingan menengah juga akan berhenti berproduksi. Masalah-masalah ini akhirnya akan merusak perdagangan beras di tanah air," tambahnya.
Baca juga: Keterlambatan Impor Dorong Kenaikan Harga Beras
Menurut Faisol, kebijakan ini berpeluang memicu adanya pasar gelap dan meningkatkan risiko kelangkaan beras. Peluang terjadinya percampuran beras kualitas medium dengan beras dengan kualitas lebih rendah pun dapat terjadi. Hal-hal ini tentu akan merugikan konsumen.
Penetapan harga untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan GKP di tingkat penggilingan yang sebelumnya sudah dilakukan juga tidak menjamin kestabilan harga karena harga pasar selalu lebih tinggi daripada harga yang diatur oleh pemerintah.
Baca juga: Cek Harga Pasar Tradisional, Jokowi Minta Harga Beras Turun
Adanya kesenjangan harga ini pada akhirnya membuat petani lebih memilih untuk menjual beras kepada pihak swasta yang mau membayar lebih mahal dari harga yang sudah ditetapkan. Penetapan HET di tingkat penjual juga tidak efektif karena harga jual sudah lebih tinggi dari HET.
Dampak dari petani yang lebih memilih menjual berasnya kepada pembeli swasta antara lain adalah menurunnya serapan beras Bulog. Harga beras di pasar ritel Indonesia secara konsisten selalu di atas HET.
Permasalahan beras Indonesia, adalah tidak sebandingnya jumlah permintaan (demand) dengan penawaran (supply). Belum lagi persoalan distribusi yang juga masih menjadi pekerjaan rumah yang besar di Indonesia. Cepatnya laju penambahan penduduk tidak diimbangi dengan memadainya jumlah ketersediaan beras.
Peningkatan jumlah populasi dan juga pendapatan berarti juga peningkatan permintaan makanan, terutama beras sebagai bahan makanan pokok. Kesinambungan kebijakan seputar harga beras sangat diperlukan untuk memastikan keterjangkauan dan akses konsumen terhadap beras, selain diperlukan kebijakan lainnya seperti peningkatan produktivitas.
"Langkah yang perlu dipastikan saat ini bukan fokus pada penetapan HET lagi, tetapi bagaimana membantu petani meningkatkan efisiensinya di tengah berbagai tantangan, seperti perubahan iklim dan stagnannya produktivitas beras," tutur Faisol.
Penerbitan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7 Tahun 2023 tentang harga beras menetapkan HET beras berdasarkan zonasi. Untuk Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp10.900 per kg, sedangkan beras premium Rp13.900 per kg.
Sementara itu, harga di Zona 2 yang meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, NTT dan Kalimantan, ditetapkan sebesar Rp11.500 per kg dan beras premium Rp14.400 per kg. HET di Zona 3, yang meliputi Maluku dan Papua, ditetapkan sebesar Rp11.800 per kg untuk harga beras medium dan Rp14.800 per kg untuk beras premium. (Z-10)
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Harga beras di sejumlah daerah di Jawa Tengah sempat melonjak. Rata-rata beras kelas medium yang seharusnya dijual sesuai HET Rp12.500 per kilogram naik menjadi Rp13.500-14.000 per kilogram.
BULOG mulai menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke masyarakat dan pasar. Hal itu dinilai jadi angin segar bagi masyarakat saat harga beras tinggi.
TINGGINYA harga beras saat ini, tak begitu saja dinikmati oleh para petani di Purwakarta Jawa Barat, yang terbebani dengan harga pupuk dan obat pertanian yang mahal.
TIM patroli Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kepulauan Riau berhasil menangkap kapal KM Camar Jonathan 05 di perairan Karimun.
Badan Pangan Nasional menegaskan bahwa beras yang didistribusikan kepada masyarakat harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Sebanyak 300 ribu ton beras sisa impor tahun 2024 dilaporkan rusak dan berkutu. Hal itu sangat disayangkan karena bisa menjadi kerugian negara.
Pemerintah Indonesia tengah menjajaki opsi untuk melakukan impor 1 juta ton beras dari India pada tahun depan. Opsi impor beras akan dilakukan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Yudi Purnomo Harahap berharap KPK dapat menurunkan investigator terbaik. Sebab, skandal demurrage sebesar Rp 294,5 miliar ini harus tuntas.
JAJARAN Direksi Perum Bulog memantau proses bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved