Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pemerintah sedang menggelar operasi pasar (OP) secara besar-besaran untuk menstabilkan harga, khususnya komoditas pangan.
Operasi pasar yang disebutnya sebagai yang terbesar sepanjang sejarah ini menggerakkan stok beras pemerintah sebanyak 1,3 juta ton yang disebar ke seluruh Indonesia. Hal tersebut disampaikan Amran saat menjadi pembicara kunci pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Apoteker Indonesia di Hotel Claro, Makassar, Kamis (28/8).
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar.
"Kami sudah minta operasi pasar besar-besaran, dan ini terbesar karena kami geraskan 1,3 juta ton, seluruh Indonesia. Ini mungkin operasi pasar terbesar untuk menekan harga," ujar Amran.
Berdasarkan pemantauan dari Bappenas, upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Amran menyebut ada 10 hingga 15 provinsi yang sudah mengalami penurunan harga.
"Alhamdulillah kami pantau dari Bappenas. Ada 10, ada yang mengatakan sudah 13, ada yang mengatakan 15, provinsi harganya sudah turun. Menurut laporan tadi, kami terima dari pagi, itu juga sudah berangsur turun," jelasnya.
Amran menekankan bahwa pemerintah memiliki komitmen ganda, yaitu melindungi konsumen dengan harga yang terjangkau sekaligus menjaga kesejahteraan petani.
"Yang terpenting, kita harus menjaga harga, konsumen kita jaga, agar mendapatkan harga yang baik, juga petaninya kita jaga," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Amran menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polda Sulsel, khususnya Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus), atas kerja sama dalam operasi pasar.
Berkat kolaborasi itu, 19 dari 24 kabupaten di Sulawesi Selatan telah berhasil menekan harga di bawah Ambang Batas Inflasi Terkendali (AIT).
"Alhamdulillah Sulsel yang di atas AIT tinggal 5 kabupaten, 19 sudah di bawah AIT. Ini informasi sangat menarik. Kalau operasi pasar 5 hari ke depan, saya yakin semua sudah di bawah AIT," pungkas Amran.
Di pasar tradisonal Kota Makassar, Sulsel, harga beras medium dan premium ada pada angka Rp13.000 hingga Rp16.000, bahkan ada yang Rp18.000 per kilogram. Padahal harga eceran tertinggi (HET) beras medium adalah Rp12.500 per kg, dan premium Rp14.500 per kg. (LN/E-4)
Ada tumpang tindih antara distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui pedagang tradisional dengan operasi pasar yang digelar langsung di tingkat kelurahan dan RW.
Perum Bulog diminta mempercepat operasi pasar, khususnya untuk menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) setelah maraknya beras oplosan
Bulog melakukan operasi pasar karena terdapat beberapa daerah yang mengalami kenaikan harga pangan.
Peringatan ini didasari oleh investigasi Satgas Pangan terhadap dugaan pelanggaran sejumlah produsen besar yang diduga mengedarkan beras tidak sesuai standar mutu dan takaran.
PT Pos memiliki 4.800 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampai saat ini, operasi pasar sudah digelar di lebih dari 2.000 kantor pos.
Ada tumpang tindih antara distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui pedagang tradisional dengan operasi pasar yang digelar langsung di tingkat kelurahan dan RW.
Kebijakan Bapanas yang menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium sangat kontradiktif dengan klaim pemerintah terkait surplus beras dan swasembada pangan.
Pada salah satu retail modern, beras medium ditemukan dijual dengan harga yang sama dengan beras premium.
Pemerintah melalui Bapanas resmi menaikkan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras berkualitas medium dari harga Rp12.500 per kilogram menjadi Rp13.500 per kilogram.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dari semula Rp12.500 menjadi Rp13.500 per kilogram untuk sebagian besar wilayah nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved