Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DEPO penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) punya risiko tinggi terhadap keselamatan manusia dan lingkungan. Karena itu keberadaannya perlu didukung wilayah penyangga (buffer zone) sebagai salah satu mitigasi terjadinya kecelakaan kerja.
Pengamat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Juwari, keberadaan buffer zone sangat diperlukan karena depo BBM sangat berbahaya mulai dari bahaya ringan hingga yang berisiko tinggi.
Juwari menjelaskan, bahaya ringan bersumber dari kebocoran BBM dalam jumlah kecil yang kemudian menyebar. Lalu, bahaya kecil itu bisa menjadi risiko sedang dan besar jika kebocoran cukup banyak dan menyebar ke wilayah yang cukup luas.
Baca juga : Pemindahan Depo Plumpang Butuh 5 Tahun, Pertamina Kini Utamakan Bangun Buffer Zone
“Intinya buffer zone sangat diperlukan. Karena potensi bahaya (di depo dan kilang) pasti ada, mulai dari bahaya ringan hingga bahaya yang tinggi risikonya. Dan jika terjadi ledakan, diharapkan efek ledakan hanya sampai buffer zone, tidak sampai ke penduduk,” katanya, dalam keterangan tertulis.
Adapun terkait dengan peristiwa Depo BBM Plumpang, sebenarnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengatur jarak aman minimum untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.
Baca juga : Luhut Umumkan Nasib Warga Tanah Merah pada 2 April 2023
Merujuk Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM No 309.K/30/DJB/2018, jarak minimum dari pagar pengaman ke jalan umum untuk Depo BBM Plumpang adalah 52,5 meter.
Namun, jika jarak antara Depo BBM Plumpang dengan pemukiman masyarakat yang hangus terbakar hanya 28 meter. Kurangnya zona aman atau buffer zone dinilai menjadi penyebab banyaknya korban jiwa.
Merujuk panduan Safety Guidelines and Good Industry Practices for Oil Terminals yang dirilis United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), terminal minyak, yang di dalamnya termasuk bensin, bahan bakar diesel, Avtur, dan lainnya, menyimpan zat berbahaya dan dapat menimbulkan ancaman serius bagi manusia dan lingkungan.
Kecelakaan di terminal minyak dapat mengakibatkan tumpahan minyak, kebakaran dan ledakan yang berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa manusia dan bencana lingkungan. Oleh karenanya, keberadaan terminal minyak diatur dengan detail.
Sementara dalam dokumen yang dirilis Bank Dunia berjudul Environmental, Health, and Safety Guidelines for Crude Oil and Petroleum Product Terminals, diungkapkan ada empat isu utama terkait keberadaan terminal yang menyimpan minyak mentah dan produk turunan minyak bumi. Keempatnya adalah emisi udara, air limbah, minyak dan material berbahaya, serta limbah.
Dalam dokumen tersebut juga disebutkan tiga bahaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan. Antara lain bahaya bahan-bahan kimia, kebakaran dan ledakan, serta bahaya di ruang terbatas (confined spaces).
Terkait risiko kebakaran dan ledakan, salah satu poin yang diatur adalah fasilitas penyimpanan harus dirancang, dibangun, dan dioperasikan sesuai dengan standar internasional. Termasuk, ketentuan mengenai jarak antara fasilitas dengan bangunan yang berdekatan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan pentingnya keberadaan buffer zone pada fasilitas strategis perusahaan demi menjamin keselamatan warga.
Nicke menyampaikan, TBBM Plumpang merupakan salah satu objek vital nasional yang menjadi tulang punggung ketahanan pasokan BBM di sejumlah wilayah. Oleh karenanya, fasilitas ini tidak serta merta bisa ditutup karena akan berpengaruh pada ketahanan nasional.
Maka dari itu, keberadaan buffer zone menjadi sebuah keharusan sembari menunggu proses relokasi yang direncanakan, mengingat fasilitas operasi Pertamina tetap memiliki potensi bahaya.
“Dengan adanya buffer zone maka akan membantu menjaga keselamatan masyarakat yang berada di sekitar wilayah TBBM Plumpang,” jelas Nicke. (RO/Z-5)
Adapun kedatangan Wapres Ma'ruf Amin ke lokasi kebakaran Depo BBM milik Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, menggantikan Presiden Jokowi.
Jenazah atas nama Irana berusia 65 tahun warga Kelurahan Rawa Badak Selatan. Iriana ditemukan dalam posisi telentang tepat di depan pintu kamar mandi.
Sigit juga menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan oloh tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Damkar Jakut masih melakukan pendinginan di beberapa titik di lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Lebih lanjut, Sigit juga mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan bahwa masih terdapat tiga orang yang belum berhasil ditemukan.
Berbeda dengan penyintas dewasa, Pemprov DKI menilai korban bencana dari golongan bayi dan balita lebih membutuhkan bantuan berupa makanan khusus.
Pengecekan tersebut dilakukan untuk antisipasi kecurangan dan kelangkaan BBM di jalur mudik lebaran
Adjie menilai meski di beberapa ruas jalan ditemui kemacetan cukup panjang, untuk layanan BBM di SPBU rest area dan SPBU lainnya tidak terlihat antrean panjang.
Sopir mengalami kepanikan saat melihat beberapa mobil di depannya karena dirinya tengah membawa muatan BBM jenis Pertalite 24 ribu liter.
Kebakaran mobil tanki berisi BBM tersebut sangat membahayakan bagi kendaran yang melintas apabila tidak cepet ditutup lalu lintas.
DPRD DKI Jakarta mendesak agam warga Plumpang bisa direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Kebakaran Depo atau Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara, terjadi di pipa penyalur BBM yang berada dalam tanah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved