BUMN karya seperti PT Wijaya Karya Tbk atau Wika terus menjalankan prinsip-prinsip Environmental, Social and Governance dalam rangka memenangkan persaingan di pasar konstruksi regional-global. ESG sudah menjadi semacam mandatory business model yang harus diadaptasi oleh korporasi atau BUMN dalam rangka memenangkan persaingan regional-global.
Pengamat BUMN Toto Pranoto dari Universitas Indonesia mengungkapkan hal itu. "Artinya dalam tren semua perusahaan memprioritaskan aspek ESG sebagai acuan," ujar Toto saat dihubungi di Jakarta, Rabu (8/3).
Menurut dia, ESG menjadi faktor penting ketika BUMN karya menjalin kerja sama dengan mitra global atau regional.
"Indikator ESG ini menjadi faktor dan standar penting apabila BUMN Karya akan menjalin kerja sama dengan mitra atau investor global," katanya.
Baca juga: Februari, Perekrutan Karyawan Swasta Melonjak di Amerika Serikat
Sebagaimana diketahui, Wika sebagai perusahaan BUMN karya yang memiliki pengalaman internasional telah menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam proses bisnisnya. "Inisiatif ESG menjadi salah satu fokus dari Wika yang kini menginjak usia 63 tahun," ujar Direktur Utama Wika Agung Budi Waskito.
Untuk mendukung nilai-nilai berkelanjutan, Wika mulai menerapkan inisiatif-inisiatif ESG dalam proses bisnisnya. baik dalam pelaksanaan proyek maupun implementasi tanggung jawab sosial lingkungannya. Hal ini dibuktikan oleh capaian Indeks Sri-Kehati, ESG Sector Leaders IDX Kehati, dan ESG Quality 45 IDX Kehati.
Baca juga: Airlangga: Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Utama Ekonomi Digital
Agung mengatakan, dari sisi tata kelola Wika mengimplementasikan Three Lines Model dan Four Eyes Principle untuk memperkuat aspek tata kelola dan manajemen risiko perusahaan. Perusahaannya melalui proyek-proyek melakukan revegetasi pascakonstruksi dan pembuatan green house sebagai langkah pelestarian lingkungan dan upaya recovery kelestarian lingkungan.
Wika Group turut serta membangun proyek-proyek dengan mengusung konsep green building seperti Universitas Mandiri dan Jakarta International Stadium melalui entitas anaknya Wika Gedung. Wika juga fokus pada produk-produk ramah lingkungan seperti penggunaan teknologi modular yang kini digunakan dalam pembangunan hunian pekerja konstruksi di IKN dan pengembangan energi baru terbarukan melalui motor listrik Gesits serta produksi solar panel & solar lamp.
Selain itu Wika berperan aktif dalam community development melalui Program Desa Tangguh di Tanjung Burung, Banten, yang merupakan program pemberdayaan masyarakat secara langsung dalam menangani permasalahan sampah di wilayah sekitar. Adapun yang perseroan lakukan ialah melakukan pendampingan mitra binaan di dalam mengelola dan mengolah bank sampah, penguatan kelembagaan BUMDes, dan pembuatan pupuk kompos.
Wika berhasil mendapatkan skor ESG dari lembaga pemeringkat global Sustainalytics pada 14 Februari 2023 sebesar 29,8 (Medium Risk). Skor tersebut merupakan yang terbaik di antara perusahaan konstruksi di Indonesia dan salah satu yang terbaik di antara perusahaan konstruksi global. (RO/Z-2)