Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERKEMBANGAN ekonomi di Indonesia dilakukan oleh banyak etnis dengan melandaskannya pada sikap kekeluargaan, solidaritas sosial dan kearifan lokal maupun agama. Konsep itu dipopulerkan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Prof Dr. Didin S. Damanhuri dengan sebutan Nusantaranomics.
Hal tersebut menjadi pembahasan dalam Simposium dan Loka Karya Nasional Nusantaranomics di Jakarta, Senin (27/2).
Ketua Panitia acara yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Eka Sastra menjelaskan, simposium ini merupakan Kerjasama berbagai lembaga yakni IPB, KADIN, LKEN, Kemendagri dan APKASI.
Ia mengharapkan Nusantaranomics dapat menjadi sumber rujukan bagi kepala daerah di Indonesia untuk memajukan masyarakatnya.
"Terima kasih kepada Kemendagri, Kemenkop UMKM, Kementerian BUMN atas kerja samanya. Semoga melalui simposium ini masyarakat zemakin sejahtera. Bangsa ini bisa besar kalau kita mengelola berdasarkan karakteristik dan keunikan masing masing daerah itulah yang disebut dengan nusantaranomics sebab setiap daerah punya potensi dan sumber daya potensial masing-masing," ujar Eka yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Investasi lewat keterangan yang diterima, Selasa (28/2)
Nusantaranomics, merupakan model pendekatan ekonomi politik ala Indonesia yang memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep ekonomi solidaritas (The Solidarity Economy).
Konsep ini ditandai dengan lahirnya kewirausahaan genuine khas masyarakat Nusantara.
“Nusantaranomcs bisa menjadi basis pertumbuhan lokal, menjadi sumbangan Indonesia untuk kancah global, karena saat ini kita masih dipaksa untuk mengadopsi model-model pemikiran dari barat. Namun, di saat yang sama kita juga makin merasakan bahwa pemikiran yang berbasis reailtas masyarakat yang memiliki perbedaan sejarah ini kompabilitasnya relatif kurang pas dengan apa yang terjadi di Indonesia,” jelas Rektor IPB University, Prof. Arif Satria dalam pembukaan Simposium dan Lokakarya Nasional ini.
Pada acara yang dihadiri ratusan peserta, terdiri dari kepala daerah, akademisi hingga mahasiswa itu, Arif Satria menyebut, gagasan Nusantaranomics oleh Prof Didin S. Damanhuri dapat menjadi sumber pencerah bagi pemikir-pemikir ekonomi di Indonesia.
“Hari ini kita haus pemikiran baru, pemikiran alteratif yang menyempal dari mainstream yang ada. Agar kita tidak terjebak satu sumber pemikiran karena itu saya yakin dengan adanya gagasan ini akan semakin menyemarakkan, menginspirasi pemikir-pemikir di Indonesia untuk yakin kita memiliki model kepercayaan sendiri. Tidak lagi terjebak mengagungkan pemikiran-pemikiran barat karena sejatinya orang barat juga tidak tahu apa yang ada di Indonesia,” papar Arif.
Sementara itu Didin S. Damanhuri menjelaskan, Nusantaranomics ditandai dengan lahirnya kewirausahaan khas masyarakat Nusantara. Wirausaha sosial yang menekankan pada dimensi aktivitas kewirausahaan berbasiskan kebiasaan etnik (ethnic based entrepreneurial activities).
“Kelompok etnik berasal dari berbagai daerah yang bermigrasi ke kota-kota besar. Mereka kemudian membawa dan mengembangkan ciri khas aktivitas ekonominya. Dengan begitu, mereka dianggap sebagai bagian dari aktivitas ekonomi etnik tersebut,” jelas Didin yang juga merupakan pendiri lembaga riset ekonomi INDEF ini.
Didin mencontohkan seperti etnik Minangkabau dengan warung Padangnya, etnik Jawa dengan warung Tegalnya, bisnis besi tua orang Madura dan batik dari Jawa Tengah, Solo hingga Yogyakarta.
“Ketika pemikiran ekonomi diletakkan dalam konteks sosial budaya saat ini. Hal itu mendesakkan adanya kebutuhan untuk membumikan ekonomi dalam konteks Indonesia. Nusantaranomics menjadi jawaban karena dibangun berdasarkan konteks sosial budaya yang telah ada," pungkasnya.
Ekonom senior itu juga menyebut ketiga ciri konsep Nusantaranomics mulai terimplementasikan di daerah-daerah.
Ketiga ciri itu adalah pertama, tidak ada pertentangan antara pertumbuhan dan pemerataan. Kedua, tidak ada pertentangan soal materialisme dan spiritualisme di mana nilai tradisi agama harus sejalan dengan capaian ekonomi; dan ketiga, kepedulian terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperhatikan kelestarian ekologis. (Ant/OL-8)
DENYUT ekonomi kreatif di kawasan wisata Danau Situgede, Bogor, kini terancam stagnan.
Program ini merupakan rangkaian Dospulkam tahap kedua yang disambut antusias oleh para pelaku usaha, khususnya penggiat bisnis makanan daring.
Penerima BTI merupakan anak dari dosen dan tenaga pendidik (tendik) yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai tetap IPB, atau pegawai IPB dengan perjanjian kerja (kontrak).
Munas BEM SI XVIII resmi dibuka di IPB University, Bogor, dengan tema “Menakar Arah, Menguji Janji”.
Meski banyak bank digital telah mendapat izin dari OJK dan bekerja sama dengan lembaga keuangan besar, bank digital tetap rentan terhadap serangan siber.
Tanah negara tidak bisa diperjualbelikan, apalagi kepada warga negara asing yang tidak memiliki hak milik di Indonesia.
Mengusung konsep "Authentic Indonesian Heritage with a Modern Twist", restoran ini siap memberikan pengalaman bersantap yang elegan, otentik, dan penuh cita rasa.
Restoran yang disulap dari rumah kuno ini menyuguhkan sekitar 150 menu olahan sayur, daging, ikan, serta ayam yang disajikan dengan berbagai cita rasa peranakan Nusantara.
Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 H, The Sunan Hotel Solo menawarkan paket buka puasa istimewa bertajuk Sunan Ramadhan Iftar Package
Ajang ini menjadi penanda bahwa tim balap sepeda professional Nusantara BYC mulai bebenah diri untuk kembali menjadi tim terbaik di Indonesia.
PAKAR hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra memastikan belum terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemindahan ibu kota tidak akan mengganggu program pembangunan di IKN.
Beragam pantun datang dari penjuru Nusantara, juga negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved