Prinsip-Prinsip dalam Pedoman Umum Governansi Korporat Indonesia (PUG-KI) yang dikeluarkan Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) pada 2021 akan tercermin dalam pelaksanaan Annual Report Award (ARA) 2023.
Setelah vakum selama beberapa tahun, Annual Report Award (ARA) akan kembali diselenggarakan pada tahun 2023, untuk penilaian laporan tahunan tahun buku 2022.
Ketua Umum KNKG Prof Mardiasmo menjabarkan adanya 4 pilar governansi korporat sebagai landasan prinsip-prinsip PUG-KI. Empat pilar tersebut adalah Transparansi, Akuntabilitas, Keberlanjutan, dan Perilaku Beretika.
Salah satu prinsip dalam PUG-KI secara spesifik menekankan pentingnya keberlanjutan, yaitu Sub-Prinsip 8.2 Integrasi Keberlanjutan dalam Model Bisnis. Sub-Prinsip ini menunjukkan bahwa PUG-KI menggarisbawahi pentingnya korporasi mengintegrasikan isu keberlanjutan dalam merancang dan menjalankan model bisnisnya.
Diselenggarakannya kembali ARA 2022 bertujuan untuk mendorong transparansi pengungkapan dalam laporan tahunan. Penekanan penguatan dalam aspek penilaian di bidang governansi korporat serta keberlanjutan. Sejalan dengan PUG-KI, tema Annual Report Award (ARA) 2022 adalah “Integrated Mindset toward Sustainability for Long-Term Value Creation.
PUG-KI menjadi titik tolak penyempurnaan kriteria penilaian ARA 2022, mengingat PUG-KI telah mengakomodir perkembangan terkini terkait governansi korporat dan keberlanjutan. Kriteria penilaian ARA secara prinsip mengacu pada SE OJK 16/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan, termasuk pedoman teknis Laporan Berkelanjutan.
Armand Wahyudi Hartono Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Bank BCA (BBCA) mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh KNKG yang terus berusaha melakukan perbaikan dalam pedoman umum Annual Report atau laporan keuangan.
“Ajang ARA 2023 ini diharapkan bisa terus memberikan dampak positif terhadap penerapan GCG di semua emiten yang ada di Indonesia, bahkan bukan hanya emiten tapi semua perusahaan yang ada,” ujar Armand dalam sambutannya mewakili AEI dalam acara Sosialisasi Pedoman Umum Governansi Korporat Indonesia dan ARA 2023, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (22/2).
Prof Sidharta Utama sebagai Tim Penyusun PUG-KI menjelaskan bahwa perusahaan yang melaksanakan GCG akan meningkatkan kinerja perusahaan di jangka panjangnya atau resilience. Ada perusahaan yang menerapkan GCG secara kosmetik bukan substansi sehingga kinerja GCG tidak tercermin dari kinerjanya.
Mendorong pelaksanaan GCG secara substantif adalah untuk memastikan daya tahan perusahaan kedepan dan memiliki peran berkelanjutan. Poin berikutnya dari penerapan PUG-KI ini agar emiten yang ada di pasar modal Indonesia lebih baik lagi.
Khususu untuk BUMN harusnya penerapan PUG-KI lebih baik korporasi lain mengingat selain dikuasai oleh negara tapi BUMN sendiri adalah milik masyarakat indonesia.
Perwakilan emiten PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Director of Legal, Compliance and Corporate Secretary Fransiska Oei, menyebut ada keuntungan yang cukup besar dan dirasakan langsung dengan penerapan tata kelola yang baik.
“Jika memiliki GCG ini maka kami pasti memiliki strategi bisnis yang lebih matang kedepannya” ujar Fransiska.
Prof Lindawati Gani selaku koordinator penyelenggara ARA 2023 menyebut, Annual report Award 2022 yang diselenggarakan pada 2023 nantinya akan fokus pada bobot governance dan sustainability. Juga melihat bagaimana integrasi dalam penerapan bisnis. (RO/E-1)