Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon mengajak seluruh negara yang akan hadir dalam forum World Water Forum ke-10 di Bali, Indonesia pada 2024 mendatang untuk menjadikannya sebagai momentum peningkatan kerja sama untuk pengelolaan air secara global.
"Kita membutuhkan kemauan politik yang besar antar negara untuk bekerja sama. Untuk itulah tujuan diadakannya forum internasional khusus membahas tentang air seperti World Water Forum. Permasalahan air harus menjadi salah satu prioritas utama bagi seluruh negara di dunia saat ini," kata Loïc Fauchon di Jakarta, Senin (13/2).
Menurut Fauchon, permasalahan air sangat penting, karena air merupakan sumber daya alam yang tidak bisa manusia produksi sendiri. "Untuk itu saya mengajak semua politikus untuk berhenti mengabaikan pentingnya pengelolaan air," tegasnya
Dikatakan Fauchon, secara khusus permasalahan utama air di negara-negara Asia Tenggara adalah banyaknya sumber air namun belum dikelola dengan begitu baik, selain itu pertambahan penduduk yang masif juga menjadi tantangan tersendiri untuk mencukupi kebutuhan air bersih.
"Hal tersebut tentu di samping isu permasalahan perubahan iklim, naiknya permukaan air laut dan sebagainya. Volume air laut terus meningkat di banyak negara di dunia dan sekarang kita perlu membawa tanggapan nyata. Untuk itu kita perlu mengatur pemanfaatan air lebih baik," kata Fauchon.
Dalam sesi konferensi pers yang digelar setelah opening ceremony dan dimoderatori Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) Usman Kansong , Menteri PUPR Basuki Hadimuljo menjelaskan bahwa WWF merupakan acara lintas batas terbesar yang membahas masalah sumber daya air. Sekaligus, sebagai forum berbagi pengalaman dan inovasi untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan air global.
“Melalui Kick-Off Meeting ini, setidaknya ada enam masalah utama sumber daya air yang akan dibahas melalui proses politik, tematik, dan regional yang perlu didiskusikan untuk menemukan solusi, inovasi, dan implementasinya,” ujar Menteri Basuki.
Sedangkan Menteri Perairan dan Sanitasi Republik Senegal Serigne Mbaye Thiam, mengapresiasi Indonesia sebagai tuan rumah WWF ke-10. Ia bahkan menilai ada kesinambungan antara tema yang diangkat oleh Indonesia di WWF ke -10 “Water for Shared Prosperity” dengan tema “Water Security for Peace and Development” yang Senegal angkat selaku tuan rumah WWF ke -9.
“Kita tidak bisa mencapai kemakmuran (prosperity) tanpa adanya keamanan (security) untuk generasi mendatang. Di sini, makanan enak bisa tercium dari wanginya, seperti kita yang bisa mencium kesuksesan WWF dari Kick-Off Meeting hari ini,” jelas Serigne.
Di saat yang sama Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan tentang terpilihnya Bali sebagai tuan rumah WWF ke-10, lekat dengan filosofi air. Di Bali, air tidak hanya memiliki fungsi dalam dimensi kehidupan sehari-hari untuk minum, masak, mandi, nyuci, dan irigasi. Tetapi untuk masyarakat Bali, air adalah tirta yang juga digunakan untukmenyucikan diri. Membersihkan manusia dari segala kekotoran.
“World Water Forum ke-10 di Bali ini adalah suatu kehormatan, dan pada tanggal dibukanya nanti pada 18 Mei 2024, bertepatan dengan Hari Jadi Air atau Hari Memuliakan Air di masyarakat Bali,” tegas Wayan.
WWF sendiri merupakan kegiatan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Bali secara resmi diputuskan sebagai tuan rumah pada WWF ke-9 di Dakar, Senegal, pada 19 Maret 2022, dengan perolehan 30 dari total 36 suara Dewan Gubernur (Board of Governors) World Water Council. Dalam hal pengelolaan air, Bali dikenal lewat sistem pengairan Subak yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.(Ant/E-1)
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika sempat mencanangkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Layanan Konten empat tahun silam
Menkominfo menegaskan, ‘penyakit kedua’ yang menyertai pandemi Covid-19 itu menimpa pada orang yang tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan dari mana sumbernya.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi.
Digital Talent Scholarship tidak hanya hadir untuk memenuhi kebutuhan skill di era digital, tetapi sekaligus mempertahankan produktivitas masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved