Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan selama ini pihaknya lebih banyak mendistribusikan beras ke perusahaan-perusahaan besar seperti Food Station Tjipinang Jaya.
Penyaluran tersebut pun sudah ditentukan besarannya, sesuai dengan laporan kebutuhan yang diterima perseroan. "Jadi ada beberapa wilayah yang harus kita suplai untuk operasi pasar termasuk di food station. Yang kita suplai itu banyak dan ini sesuai dengan kebutuhan. Banyak yang kita suplai," ujar Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/1).
Setelah beras dilepas ke perusahaan-perusahaan besar, Bulog pun menyerahkan sistem pendistribusian kepada mereka. Menurutnya, perusahaan-perusahaan tersebut sudah memiliki banyak distributor sehingga beras dari Bulog bisa tersalur sampai ke level terdekat dengan konsumen.
"Sistemnya di situ mereka yang membawahi distributor-distributor. Mereka yang punya dan itu yang nanti menyentuh ke pasar-pasar. Sehingga kita truknya ya ke Food Station saja," jelas mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu.
Ia pun mengklaim bahwa beras milik Bulog sudah tersedia dan mudah ditemui di pasar-pasar tradisional. Itu menandakan bahwa tidak ada lagi sistem monopoli dalam sistem pendistribusian. "Hari ini beras Bulog kan sudah ada di pasar-pasar. Coba saja dilihat. Kita tidak ada lagi monopoli dalam pendistribusian, umpamanya hanya pedagang-pesagang besar yang diberikan, tidak begitu," tegas Buwas.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut tingginya harga beras saat ini disebabkan proses distribusi yang tidak masif oleh Perum Bulog.
Ia mengatakan beras dari gudang perseroan hanya disalurkan kepada pedagang-pedagang besar saja.
Artinya, ketika tiba di konsumen akhir, harga sudah tinggi karena panjangnya rantai pasok alias ada begitu banyak pihak yang mengambil keuntungan.
Oleh karena itu, Zulkifli meminta kepada Direktur Utama Bulog Budi Waseso untuk mendistribusikan beras sampai ke pedagang kecil.
"Saya sudah diskusi panjang dengan Pak Kabulog supaya rantai instrumennya tidak hanya sampai pada pedagang-pedagan besar. Beras dari Bulog yang dijual Rp8.200 per kilogram itu harus sampai di pasar tradisional," ujar Zulkifli di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1). (OL-12)