Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Forum Bisnis Perkebunan dalam rangkaian Perkebunan Expo (Bunex) 2022.
Forum bisnis yang pertama kali dihelat ini langsung menghasilkan penandatangan kesepakatan kerjasama (MoU) ekspor senilai Rp 100 triliun untuk komoditas karet dan turunannya, CPO dan turunannya, produk olahan kelor, minyak atsiri, kopi dan rempah-rempah.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong peningkatan investasi dan ekspor komoditas perkebunan dengan menggelar Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan secara rutin, minimal tiga bulan sekali. Forum ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan investasi di sub sektor perkebunan dan perluasan akses pasar pelaku usaha perkebunan.
"Dalam Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan yang baru digelar pertama kali dalam rangkaian Bunex 2022 ini telah memberikan hasil nyata bagi pelaku usaha dan petani serta pertumbuhan investasi dan ekspor. Yakni penandatangan MoU ekspor komoditas perkebunan senilai Rp 100 triliun," kata Andi Nur Alam Syah dalam Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan di JCC, Kamis (22/12).
Andi menambahkan ke depan Kementan menargetkan realisasi MoU ekspor komoditas perkebunan ini mengalami kenaikan yakni mencapai Rp 237,66 triliun. Upaya yang dilakukan yakni terus mendorong, bina, dan mengawal secara kontinu usaha perkebunan serta banyak target-target yang harus direalisasikan dan diakselerasikan dalam bentuk strategi-strategi yang lebih operasional sebagaimana kebijakan Kementerian Pertanian dalam peningkatan ekspor 3 kali lipat (Gratieks).
"Sesuai arahan Mentan SYL untuk meningkatkan investasi dan ekspor, kami mengadakan Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan untuk membangun Business networking antara pelaku usaha dan off-taker atau buyer komoditas perkebunan," paparnya.
"Dengan forum ini, segala yang terkait bisnis perkebunan dari hulu ke hilir terlayani dengan mudah dan cepat. Misalnya perizinan, sertifikasi varietas, sertifikasi lahan dan penyediaan komoditas dan pasar ekspornya," tambah Andi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan akselerasi investasi dan ekspor perkebunan ini guna mendorong pertumbuhan ketahanan pangan nasional dan ekspor yang lebih besar. Komoditas unggulan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, kakao, teh, rempah-rempah dan lainnya terus diarahkan untuk pencapaian target nilai ekspor hingga 1.400 triliun di tahun 2024.
"Kondisi saat ini nilai devisa ekspor perkebunan baru mencapai Rp 400 hingga 500 triliun per tahun, sehingga harus terus ditingkatkan melalui investasi," jelasnya.
"Di tahun 2021 ini nilai ekspor komoditas perkebunan mencapai Rp 577,17 triliun, berkontribusi sebesar 92,34 % dari total nilai ekspor komoditas Pertanian Rp. 625,04 triliun, meningkat hampir Rp 200 triliun dibandingkan tahun 2020," pinta Andi.
Karena itu, Andi menekankan pihaknya tidak hanya menciptakan iklim investasi yang sehat tetapi sekaligus menghidupkan sendi-sendi perekonomian masyarakat dari berbagai bidang seperti pariwisata, pemanfaatan tenaga kerja terampil, agroindustri, hilirisasi komoditas dan lain sebagainya, dengan didukung regulasi yang tepat, aspek pembiayaan juga sangat diperlukan. Kedepannya investasi yang dibutuhkan transfer knowledge atau investasi dalam keahlian dan bidang inovasi teknologi serta aspek kekinian lainnya di era industry 4.0.
"Karena itu, tema kegiatan Forum ini adalah penguatan akses pasar dan pengembangan kemitraan perkebunan berkelanjutan. Kita harus fokus pada komoditas yang diunggulkan dan yang dibutuhkan pasar, tentunya didukung oleh strategi-strategi pemasaran yang tepat, harus selalu bertindak cepat, dan tepat dalam menghadapi segala dinamika dunia terutama pada aspek perdagangan dunia yang banyak sekali dipengaruhi oleh kondisi geopolitik dan dinamika iklim," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan tengah menderaskan peningkatan investasi dan ekspor pada sektor pertanian, khususnya di subsektor perkebunan sehingga peningkatan kualitas mutu hasil pertanian harus terus ditingkatkan. Investasi dan ekspor diperlukan karena merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, selain ekspor.
"Investasi dan ekspor mampu memperbesar kapasitas produksi, nilai tambah, dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi kepada semua Kementerian dan Non Kementerian dan Lembaga untuk mendorong investasi agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mentan SYL dalam acara Perkebunan Expo (Bunex) 2022 di JCC, kemarin.(RO/E-1)
Warga Cikoneng yang merupakan pekerja perkebunan teh The Ciliwung mulai bertanam kopi di sela-sela tanaman teh sejak 2018.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai daerah kepulauan dengan topografi yang berbukit dan beriklim kering dalam hal struktur perekonomian hingga saat ini masih bergantung pada sektor pertanian.
Lahan HGU milik PTPN VIII Kebun Gunung Mas yang digunakan Markaz Syariah sejak 2013 tanpa izin dan persetujuan dari PTPN VIII itu seluas 30,91 hektare.
KOMUNITAS Anggur Tangsel (KAT) diharapkan dapat menjadikan buah anggur menjadi ikon Kota Tangsel berdampingan dengan tanaman anggrek.
Okke melaporkan RW ke Polres Metro Jaksel atas dugaan penipuan. Mulanya Okke dan RW menjalin kerja sama dalam hal agribisnis di Desa Piong, Kecamatan Sanggar, NTB.
Keuntungan ekspor sukulen berbanding lurus dengan risiko sebab tamanan ini bisa mati ketika dalam perjalanan ke negara tujuan. Jika salah dalam pengemasan, tanaman bisa mati.
POTENSI produk pertanian di Indonesia masih sangat besar.
Menurut, Erzaldi, durian di Babel memiliki nilai rasa yang tinggi.
PEMKAB Morotai memberi perhatian khusus pada pemasaran dan penjualan kopra petani, namun kerap terbentur kelindan rantai pasok yang dikuasai tengkulak dan pedagang dari luar Provinsi Malut.
Sepanjang Januari hingga Juni 2020 permohonan fasilitasi ekspor tepung tercatat sebanyak 15 kali dengan jumlah 442 ton senilai total Rp2,2 miliar.
BANTUAN benih 110.000 hektar, pupuk dan alat mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian RI berkontribusi nyata terhadap pengembangan jagung di Gorontalo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved