Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
INDONESIA berpotensi menjadi lumbung pangan dunia. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu wilayah tropika yang memiliki biodiversitas tinggi. Keanekaragaman hayati di wilayah tropika memiliki nilai lebih dibandingkan wilayah nontropika. Ini merupakan hal yang potensial bagi ketersediaan pangan di masa depan.
"Center of gravitiy (pusat pertanian pangan) ada di tropika. Indonesia, Brasil, dan sebagian di Afrika. Itu mengapa pentingnya pertanian Indonesia," kata Associate Professor Bina Nusantara University Haryono dalam diskusi daring bertajuk Peranan Appertani, Perguruan Tinggi, dan Penelitian Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan, Selasa (1/11).
Oleh karena itu, kata Haryono, sangat penting bagi Indonesia untuk mendesain pertanian berkelanjutan yang bermanfaat bukan hanya bagi manusia, tetapi juga kelestarian dan kualitas lingkungan. "Kualitas, standar, inovasi produk pangan harus maju untuk kemakmuran rakyat Indonesia dan bagian dari program Feed the World," kata dia.
Menurut Haryono, ada lima pendekatan yang bisa dilakukan untuk mendukung masa depan pertanian Indonesia. Pertama, menerapkan tiga pilar pembangunan pertanian berkelanjutan. "Pertanian masa depan itu adalah pertanian berkelanjutan. Ada tiga pilar, yaitu persoalan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tiga pilar ini menjadi dasar kita dalam membentuk, menggerakkan, dan mencapai pertanian berkelanjutan," kata dia.
Kedua, menerapkan pembangunan pertanian berbasis ekoregion. Pembangunan berbasis ekoregion, kata dia, merupakan konsep perencanaan tata ruang (spatial planning) dengan mempertimbangkan jasa tata ruang pada suatu wilayah dan masyarakat yang tinggal di wilayah ekoregion tersebut.
"Menerapkan pembangunan pertanian berbasis ekoregion ini sangat penting, karena Indonesia punya ekosistem yang sangat beragam," tuturnya.
Ia menyatakan ada empat dimensi pembangunan pertanian berbasis ekoregion yang harus menjadi fokus dalam pengembangannya. "Yang perlu diperhatikan dalam penerapan kualitas dan standar (ekoregion) yaitu ekologi dan ekonomi, risiko, pengembangan wilayah, serta etika dan budaya," ujar Haryono.
Poin ketiga dalam pendekatan pertanian masa depan adalah menerapkan kebijakan pembangunan pertanian berbasis hasil riset. "Membutuhkan peran perguruan tinggi, sains, riset, inovasi dan teknologi," katanya.
Selanjutnya, poin keempat, menerapkan kualitas dan standar produk pangan dan pertanian bertahap dan berkelanjutan. "Harus ada integrasi hulu-hilir, untuk meningkatkan kualitas produk pertanian," ujar dia.
Kelima, lanjutnya, melakukan transformasi sistem pertanian konvensional menuju sistem pertanian modern. Caranya dengan mereinvestasi infrastruktur sistem pangan dan pertanian, transformasi budaya kerja baru on farm dan off farm, transformasi kelembagaan petani berbasis korporasi, dan transformasi manajemen data, informasi dan pengetahuan.
Lalu, kata Haryono, transformasi ekosistem riset dan pengembangan keekosisteman riset dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, serta transformasi digital untuk efisiensi sumber daya dan memperpendek rantai pasok pangan dan pertanian. "Perlu membangun kolaborasi multi-mitra, termasuk perguruan tinggi, dalam hal kemampuan inovatif pada sistem pertanian, termasuk penerapan kualitas dan standar pertanian, khususnya dukungan standar instrumen pertanian spesifik lokasi," katanya.
Salah satu bukti Indonesia potensial menjadi lumbung pangan dunia bisa ditengok pada Agustus lalu. Saat ini Indonesia dianugerahi penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) karena program pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, berhasil membangun ketahanan pangan tanpa impor beras tiga tahun berturut-turut. (RO/OL-14)
Blue bites adalah bentuk konkret dari konsep blue food, yaitu pangan yang berasal dari ekosistem perairan, laut, pesisir, sungai, dan danau—seperti ikan, rumput laut, moluska, dan krustasea.
EDITORIAL Media Indonesia pada Rabu (16/7) lalu menggambarkan kenyataan pahit mengenai dugaan beras oplosan di Indonesia.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui partisipasi aktif dalam program Gerakan Pangan Murah.
Diduga Langgar Mutu, Pemprov DKI Sebut Beras Subsidi Food Station Sudah Diuji
Perubahan iklim juga harus diantisipasi. Misalnya, daerah-daerah yang memiliki ketersediaan air tinggi akan lebih dioptimalkan untuk pertanian.
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, optimistis dapat mempertahankan posisi sebagai daerah lumbung pangan nomor 2 di Provinsi Jawa Tengah dan nomor 9 nasional.
Pemerintah desa diharuskan mengalokasikan anggaran dana desa minimal 20% untuk program ketahanan pangan di desanya masing-masing
Program lumbung pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak positif
Komisi IV DPR RI memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan lumbung pangan nasional di Merauke, Papua Selatan, sebagai langkah strategis menuju swasembada pangan Indonesia.
Saat mencapai swasembada pangan dan produktivitas pertanian meningkat, masyarakat tentu akan berdaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved