Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PERISET dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia akan berpengaruh pada penurunan tingkat inflasi secara bertahap. Menurutnya kondisi tersebut akan mulai dirasakan dalam beberapa bulan ke depan.
"Pengaruh dari penaikan suku bunga acuan BI terhadap penurunan tingkat inflasi, baik inflasi umum maupun inti akan terasa secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/10).
Yusuf mengatakan, upaya untuk menurunkan tingkat inflasi itu juga mesti dibarengi dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir rupiah mengalami pelemahan dan mesti diintervensi oleh otoritas moneter.
Sebab, pelemahan rupiah nantinya akan berpengaruh pada besaran nilai inflasi impor (imported inflation) di dalam negeri. "Sehingga untuk melengkapi kebijakan suku bunga acuan, Bi juga perlu mempertimbangkan untuk melakukan intervensi nilai tukar rupiah. Apalagi jika nilai tukar rupiah terus bergerak ke arah depresiasi," ujar Yusuf.
Lebih lanjut Yusuf menyampaikan, kebijakan suku bunga memang kerap dijadikan senjata untuk menangkal peningkatan inflasi. Hanya, kata dia, yang tak boleh luput ialah mengenai upaya untuk memperlancar arus distribusi barang.
Sebab, inflasi yang terjadi kali ini lebih disebabkan dari sisi penawaran ketimbang permintaan. "Alur distribusi yang terganggu entah mungkin karena dari sisi hulu maupun sisi hilir itu berpeluang untuk meningkatkan inflasi ke level yang lebih tinggi," kata Yusuf.
"Jadi kebijakan suku bunga ini tentu perlu juga dibarengi dengan kebijakan di sektor riil terutama dalam konteks menjaga alur distribusi barang pangan, terutama yang sifatnya strategis itu tidak terhambat alur distribusi dan produksinya sampai dengan akhir tahun nanti," lanjutnya.
Diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis (20/10), bank sentral memutuskan untuk kembali menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%.
Keputusan ini sebagai upaya otoritas moneter mengambil langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting). Melalui kebijakan suku bunga itu, BI menargetkan inflasi dapat ditekan ke dalam sasaran target 3% plus minus 1% di triwulan III 2023. (OL-8)
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved