Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menteri Pertanian G20 Sepakat Wujudkan Keseimbangan Pangan Bagi Semua

Atalya Puspa
28/9/2022 21:13
Menteri Pertanian G20 Sepakat Wujudkan Keseimbangan Pangan Bagi Semua
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan keterangan saat konferensi pers usai Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 di Bali.(ANTARA/FIKRI YUSUF)

PERTEMUAN tingkat Menteri Pertanian G20 atau Agriculture Ministers Meeting (AMM) berhasil mencapai konsensus untuk komitmen terkait isu-isu strategis di bidang pertanian dan pangan. 

Para Menteri Pertanian negara G20 berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan produksi dan perdagangan pangan untuk menjamin kecukupan pangan bagi semua di tengah-tengah tantangan perubahan iklim, dampak pandemi covid-19 yang belum pulih sepenuhnya dan ketegangan geopolitik yang masih terus berlangsung.

"Kita harap hasil ini akan menjadi solusi dari tantangan global yang berkaitan dengan food security, resiliency dan sustainable pertanian yang ada," kata Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo di Hotel Intercontinental Jimbaran, Bali, Rabu (28/0).

Secara lebih detail, para menteri pertanian negara G20 telah menyepakati tindakan dan komitmen dalam tiga isu utama. Pertama, mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

"Terkait hal ini, anggota G20 menyepakati pentingnya percepatan transformasi sistem pertanian dan pangan global yang semakin tangguh dan berkelanjutan dalam menghadapi berbagai goncangan dan tekanan serta berupaya untuk memastikan ketersediaan pangan dan akses pangan bagi semua," beber Syahrul.

Kedua, mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan, dan non-diskriminatif untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan untuk semua.

Ia menyatakan, dalam pertemuan itu anggota G20 menegaskan bahwa perdagangan internasional, produksi dalam negeri, maupun program ketahanan pangan dan gizi menghadapi tantangan yang semakin berat dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

"Oleh karena itu, perlu dipastikan kita semua menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdagangan global yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan dan tidak diskriminatif guna menjamin ketersediaan dan akses pangan untuk semua," jabar dia.

Ketiga, kewirausahaan pertanian inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan penghidupan petani di pedesaan.

Baca juga: TMII Dibuka Kembali pada 6 Oktober untuk Acara G20

Anggota G20 mengakui bahwa inovasi, pemanfaatan teknologi digital, serta aksesibilitas dan keterjangkauan infrastruktur teknologi digital memegang peranan penting dalam mempercepat transformasi sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan dalam upaya meningkatkan taraf hidup petani di perdesaan. Hasil kesepakatan tersebut terangkum dalam Chair’s Summary Pertemuan Menteri Pertanian G20. Adapun, nantinya chair's summary itu akan dibawa di pembahasan konferensi tingkat tinggi (KTT) 2022 mendatang.

Dalam rangkuman tersebut turut disebutkan adanya perbedaan pandangan anggota G20 terkait tantangan krisis geopolitik di Ukraina terutama dampaknya pada ketahanan pangan dan gizi sistem pertanian dan pangan global.

"Semua pihak menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan penghentian konflik. Anggota G20 secara eksplisit menyampaikan apresiasi terhadap upaya dan kepemimpinan Presiden Indonesia yang berhasil menjaga kesatuan pandangan terkait pemecahan masalah sistem pangan global saat ini ditengah-tengah kondisi yang sangat sulit," ucap Syahrul.

Tantangan ini menuntut kita untuk mengambil tindakan segera dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Diharapkan dengan tindakan segera yang terencana dimaksud dapat mendorong percepatan transformasi sistem pertanian dan pangan menjadi lebih efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan serta memastikan produksi pangan, gizi, dan lingkungan yang lebih baik, tidak ada yang terlewatkan dan tertinggal.

"Dalam forum ini, kita juga mampu meyakinkan dunia kitabisa menghadapi tantangan yang sangat besar dan tentu kita membutuhkan kolaborasi semua pihak," pungkas Syahrul. (A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya