Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Prudential Syariah Berkomitmen Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah

Bayu Anggoro
28/9/2022 13:45
Prudential Syariah Berkomitmen Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah
Prudential Syariah meluncurkan Syariah Knowledge Centre guna meningkatkan literasi masyarakat terhadap perekonomian syariah(DOK/PRUDENTIAL SYARIAH)

PERCEPATAN literasi keuangan syariah di masyarakat harus terus dilakukan. Tak hanya oleh pemerintah, pihak swasta khususnya di sektor
terkait pun harus memberikan kontribusi yang sama.

Hal ini disadari PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential
Syariah) yang terus berkomitmen untuk mendorong kemajuan perekonomian
syariah melalui Syariah Knowledge Centre (SKC) yang dapat diakses di www.shariaknowledgecentre.id.

Presiden Direktur Prudential Syariah, Omar Sjawaldy Anwar, mengatakan, sebagai inovasi yang menandai milestone besar Prudential Syariah, SKC menjadi kanal yang didedikasikan untuk membantu meningkatkan literasi dan inklusi ekonomi syariah masyarakat Indonesia serta medium kolaborasi seputar perekonomian dan keuangan syariah.

Selain bertanggung jawab melayani dan melindungi lebih dari 500.000
peserta, sebagai market leader, Prudential Syariah bertanggung jawab
untuk mengembangkan perekonomian syariah di Indonesia.

"Kami melihat bahwa meski potensi perekonomian syariah sangat besar, masih banyak tantangan yang harus dihadapi bersama," katanya, Rabu (28/9).

Contohnya, literasi keuangan syariah yang masih rendah, yaitu baru mencapai 8,93%.

"Oleh karenanya, selain menyediakan inovasi solusi perlindungan berbasis syariah yang sesuai hati, Prudential Syariah juga menjalankan misi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah dengan meluncurkan SKC," kata Omar.

Prudential Syariah, lanjutnya, meyakini dibutuhkan peran dan partisipasi aktif seluruh pihak untuk menyukseskan misi ini. "Kami  juga menerjemahkan SKC sebagai wadah kolaborasi bersama pemerintah, regulator, pakar ekonomi syariah dan segenap pemain industri ekonomi syariah."


Industri halal


Secara lebih detail mengenai SKC, Bondan Margono, Head of Product Development Prudential Syariah menjabarkan, pihaknya memilki pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi, kanal khusus SKC.

"Kami bagi menjadi empat bagian penting, yaitu Edukasi, Regulasi dan
Data, Penelitian dan Pengembangan, serta Bincang Syariah. Melalui
kehadirannya, SKC ingin berkontribusi dalam peningkatan literasi dan
inklusi syariah, memelopori lahirnya inovasi produk dan layanan berbasis syariah, memperkuat fondasi pertumbuhan asuransi jiwa syariah bersama segenap asosiasi, serta menjadi pusat edukasi digital yang berperan sebagai rujukan untuk menambah wawasan masyarakat terhadap perkembangan terkini perekonomian syariah," katanya.

Indonesia berada di kotak yang sangat strategis dalam perekonomian
syariah global karena market size industri halalnya sangat besar, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sebesar 87% dari total populasi.

Bahkan dengan geliat perekonomian syariah yang begitu aktif, Indonesia
adalah salah satu negara yang patut menjadi acuan dalam hal keuangan
syariah karena mampu terus bertahan dan berkembang serta menopang
perekonomian nasional, meski di tengah pandemi covid-19 yang menantang.

"Peluang ini harus dimanfaatkan secara optimal dengan disertai
peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah ataupun ketersediaan
ragam pilihan produk-produk syariah," tambah Bondan.

Terkait perekonomian syariah, Sutan Emir Hidayat, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Manajemen Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (ME-KNEKS) memaparkan, perekonomian syariah memiliki resiliensi yang baik dan berkontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Terlihat dari jumlah aset keuangan dan industri keuangan non-bank
(IKNB) syariah yang terus meningkat, begitu juga dengan pendapatan
kontribusi unit usaha yang tumbuh 11,5% (yoy)," katanya.

Meski demikian, pertumbuhannya masih belum optimal, seperti pangsa pasar asuransi syariah yang tercatat baru 5,3%.

"Tentunya berbagai tantangan harus diatasi agar perekonomian syariah
dapat berkembang dengan pesat, di antaranya terkait inklusi dan
literasi, hingga diferensiasi produk-produk syariah yang
masih sangat terbatas," lanjut Sutan Emir.


Dukungan kampus

 

Di sisi lain, Arif Satria, Rektor IPB University menjelaskan, sebagai
lembaga pendidikan, pihaknya memikul tanggung jawab besar untuk ikut
mengkampanyekan literasi perekonomian syariah.

"Apalagi sumber daya manusia (SDM) yang memiliki latar belakang secara
formal masih minim sekali, kira-kira hanya sekitar 10%. Maka, kami
berkomitmen untuk terus menciptakan SDM unggul yang dapat memperkaya
literatur perekonomian syariah serta siap menjadi agen perubahan yang
kompeten dalam keseluruhan aktivitas ekonomi syariah," paparnya.

Selain melalui metode pembelajaran formal, pihaknya juga percaya
literasi syariah perlu digalakkan di berbagai channel yang mudah diakses sehingga dapat menumbuhkan minat serta memudahkan masyarakat
memanfaatkan seluruh produk dan layanan berbasis syariah.

Guna mendukung SKC berkontribusi dalam perekonomian syariah, di momen peluncuran ini, Prudential Syariah mengukuhkan kolaborasi dengan dua mitra pertamanya yaitu ME KNEKS dan IPB University yang disahkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

Sejumlah program telah disiapkan melalui SKC, di antaranya materi
pembelajaran ekonomi syariah, riset ekonomi syariah, forum dan acara
ekonomi syariah, hingga berbagai kegiatan promosi dan aktivasi literasi
keuangan syariah. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya