Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEPALA Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2022 mengalami peningkatan sebesar 106,31 atau 1,97% dibandingkan pada Juli 2022.
"Peningkatan NTP itu karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 1,28%, sedangkan untuk indeks harga yang dibayarkan petani mengalami penurunan sebesar 0,68%," ujar Margo Yuwono dalam konfrensi pers, Kamis (1/9).
Margo melanjutkan, penyumbang utama dari kenaikan indeks harga yang diterima petani berasal dari komoditas bahan pokok, seperti kelapa sawit, telur ayam ras, gabah dan cengkeh.
"Sedangkan, untuk penurunan indeks harga yang dibayarkan petani disebabkan oleh penurunan harga bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras," ujarnya.
Baca juga: Nilai Tukar Petani Turun, Harga TBS Masih Rendah
Margo menjelaskan, jika di lihat dari subsektor, peningkatan NTP tertinggi itu pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), dimana NTP tanaman perkebunan rakyat itu naik sebesar 5,86%.
Peningkatan terjadi, karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 5,10%, sementara untuk indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,71%.
Adapun komoditas yang dominan berpengaruh pada indeks harga yang diterima petani, diantaranya berasal dari kelapa sawit, cengkeh, lada, dan kopi.
Selain itu, terdapat juga penurunan NTP terdalam yang terjadi pada subsektor holtikultura, dimana NTP holtikultura turun sebesar 7,38%.
Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 7,93%, jauh lebih besar penurunannya dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan petani yang turun sebesar 0,59%.
"Jadi sama-sama turun, tetapi penurunannya lebih tinggi indeks yang diterima petani, sehingga NTPnya mengalami penurunan. Kemudian komoditas yang mempengaruhi turunnya indeks harga yang diterima petani, diantaranya berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan kol," ujar Margo.
Margo juga menambahkan, terdapat NTP yang nilainya dibawah 100, NTP itu terjadi pada subsektor tanaman pangan. Dan hal ini harus banyak mendapatkan perhatian lebih.
"Pada Agustus berada di level 97,90. Artinya, nilai penerimaan rumah tangga di tanaman pangan itu dibanding nilai yang harus dibayarkan masih lebih tinggi nilai yang harus dibayarkan," kata Margo. (Fik/OL-09)
NILAI Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 tercatat 123,45 atau turun 0,18% dibandingkan Januari 2025. Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,91%. Kenapa?
Ia juga menyoroti hampir 87% petani Indonesia memiliki lahan kurang dari dua hektare dan dalam kelompok ini dua pertiganya memiliki lahan kurang dari setengah hektare.
Harga tembakau rajangan tingkat petani di Kabupaten Lamongan naik hingga Rp40 ribu per kg. Dengan demikian, nilai tukar petani (NTP) di Lamongan naik menjadi 111,32.
Pada Juni 2024, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), dengan kenaikan nasional mencapai 118,77 atau naik 1,77%.
Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan NTP tersebut ialah kelapa sawit, gabah, jagung, dan cabai rawit. Amalia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan
Nilai tukar petani (NTP) April 2024 tercatat sebesar 116,79 atau anjlok 2,18% dibandingkan Maret 2024.
Indonesia kini resmi memiliki wadah kolaboratif dan strategis untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar melalui dibentuknya Asosiasi Biochar Indonesia Internasional.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balaikota Timoho, Selasa (8/7/2025).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan saat ini pemerintah telah siap untuk mengirimkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 ribu ton ke Palestina.
Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
LSPR Institute of Communication and Business Jakarta melalui mahasiswa Batch 26 Kelas Excellence mendukung kegiatan pertanian perkotaan di Kampung Anggur RT 09, Jakarta Timur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved