Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KEPALA Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2022 mengalami peningkatan sebesar 106,31 atau 1,97% dibandingkan pada Juli 2022.
"Peningkatan NTP itu karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 1,28%, sedangkan untuk indeks harga yang dibayarkan petani mengalami penurunan sebesar 0,68%," ujar Margo Yuwono dalam konfrensi pers, Kamis (1/9).
Margo melanjutkan, penyumbang utama dari kenaikan indeks harga yang diterima petani berasal dari komoditas bahan pokok, seperti kelapa sawit, telur ayam ras, gabah dan cengkeh.
"Sedangkan, untuk penurunan indeks harga yang dibayarkan petani disebabkan oleh penurunan harga bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras," ujarnya.
Baca juga: Nilai Tukar Petani Turun, Harga TBS Masih Rendah
Margo menjelaskan, jika di lihat dari subsektor, peningkatan NTP tertinggi itu pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), dimana NTP tanaman perkebunan rakyat itu naik sebesar 5,86%.
Peningkatan terjadi, karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 5,10%, sementara untuk indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,71%.
Adapun komoditas yang dominan berpengaruh pada indeks harga yang diterima petani, diantaranya berasal dari kelapa sawit, cengkeh, lada, dan kopi.
Selain itu, terdapat juga penurunan NTP terdalam yang terjadi pada subsektor holtikultura, dimana NTP holtikultura turun sebesar 7,38%.
Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 7,93%, jauh lebih besar penurunannya dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan petani yang turun sebesar 0,59%.
"Jadi sama-sama turun, tetapi penurunannya lebih tinggi indeks yang diterima petani, sehingga NTPnya mengalami penurunan. Kemudian komoditas yang mempengaruhi turunnya indeks harga yang diterima petani, diantaranya berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan kol," ujar Margo.
Margo juga menambahkan, terdapat NTP yang nilainya dibawah 100, NTP itu terjadi pada subsektor tanaman pangan. Dan hal ini harus banyak mendapatkan perhatian lebih.
"Pada Agustus berada di level 97,90. Artinya, nilai penerimaan rumah tangga di tanaman pangan itu dibanding nilai yang harus dibayarkan masih lebih tinggi nilai yang harus dibayarkan," kata Margo. (Fik/OL-09)
NILAI Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 tercatat 123,45 atau turun 0,18% dibandingkan Januari 2025. Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,91%. Kenapa?
Ia juga menyoroti hampir 87% petani Indonesia memiliki lahan kurang dari dua hektare dan dalam kelompok ini dua pertiganya memiliki lahan kurang dari setengah hektare.
Harga tembakau rajangan tingkat petani di Kabupaten Lamongan naik hingga Rp40 ribu per kg. Dengan demikian, nilai tukar petani (NTP) di Lamongan naik menjadi 111,32.
Pada Juni 2024, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), dengan kenaikan nasional mencapai 118,77 atau naik 1,77%.
Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan NTP tersebut ialah kelapa sawit, gabah, jagung, dan cabai rawit. Amalia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan
Nilai tukar petani (NTP) April 2024 tercatat sebesar 116,79 atau anjlok 2,18% dibandingkan Maret 2024.
PEMERINTAH Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), memastikan akan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, terkait kasus tanah demplot pertanian.
Presiden Prabowo Subianto mengadakan rapat secara maraton bersama sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (20/8).
Wamentan Sudaryono mengajak para wisudawan Polbangtan Yoma untuk menjemput impian dengan usaha terbaik dan bangkit membangun sektor pertanian.
Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi beras nasional hingga September 2025 surplus sebanyak 4,86 juta ton dari target yang telah ditetapkan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut HUT ke-80 RI merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap kemandirian pangan nasional.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved