Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PERUSAHAAN atau korporasi Jepang yang beroperasi di Indonesia ternyata aktif melakukan upaya pengurangan karbon atau dekarbonisasi.
Hal ini terekam dalam survei yang dilakukan Japan Jakarta Club (JJC) , sebuah kelompok yang beranggotakan 689 perusahaaan anggota korporat dan 1.400 anggota perorangan, kepada para anggotanya.
Saat ini, dapat dikonfirmasi bahwa dari 122 perusahaan Jepang yang terdata, terdapat 340 proyek dekarbonisasi yang sedang berlangsung maupun yang sedang dirancang. Hasil survei ini masih bersifat sementara dan akan bertambah ke depannya.
Pada dasarnya, proyek dekarbonisasi yang banyak dilakukan di Indonesia oleh perusahaan Jepang meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Carbon Capture, Utilization and Storage
(CCUS), elektrifikasi kendaraan, penanaman pohon (CSR), dan sebagainya.
Ketua Gugus Tugas Netral Karbon JJC, Susumu Matsuda yang juga merupakan ketua divisi korporat JJC mengatakan bahwa dalam melaksanakan penanggulangan perubahan iklim di tingkat nasional, dibutuhkan upaya yang selaras dengan ketahanan energi, pemeliharaan dan penguatan daya saing industri, serta realisasi pertumbuhan ekonomi.
"Berbekal pengalaman, ilmu dan teknologi dari masing-masing perusahaan anggota JJC, kami akan terus berusaha untuk ikut serta dalam mensukseskan Indonesia mewujudkan target netralitas karbon pada tahun 2060, ” ujarnya.
Selain program dekarbonisasi, perusahaan anggota JJC juga telah lama aktif berkontribusi di Indonesia dalam berbagai bidang seperti investasi, ketenagakerjaan, SDM, ekspor, dan lain-lain.
Sebagai contoh, menurut hasil survei ekonomi yang dilaksanakan tahun 2019 oleh JJC, nilai investasi perusahaan Jepang di Indonesia mencapai US$ 31 miliar selama 10 tahun, menciptakan lapangan kerja sebesar 7,2 juta orang, kontribusi ekspor mencapai 24,4% dari seluruh ekspor Indonesia, serta kontribusi terhadap PDB Indonesia menjadi 8,5%. (RO/E-1)
PT Medco Energi Internasional Tbk, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia (Medco Power), memulai operasi komersial PLTS berkapasitas 25 di Bali Timur.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Indonesia diproyeksikan akan menjadi net importer gas fosil pada 2040, hingga dampak kesehatan dan lingkungan yang meningkat di sekitar pembangkit.
Investasi untuk pembangkit listrik sebesar Rp2.133,7 triliun, di mana sekitar 73% dialokasikan untuk partisipasi pihak swasta atau independent power producer (IPP).
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Berkat Cawan Group, resmi mengamankan dokumen Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) untuk dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) strategis.
Aspek yang menjadi penilaian antara lain aspek kualitas produk yang dinyatakan tidak mengandung bahan metal berbahaya seperti logam berat dan timbal.
PLTS terapung Cirata menjadi tonggak akselerasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya berskala besar di Indonesia yang praktis mati suri sejak 2020.
BEBERAPA perusahaan terpantau telah aktif membeli Unit Karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, dan didominasi oleh perbankan.
PRESIDEN RI Joko Widodo mengatakan diresmikannya Bursa Karbon di Indonesia merupakan kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia untuk melawan krisis iklim.
Perhutani mengembangkan proyek Natured Based Solution (NBS) di sembilan lokasi hutan, bermitra dengan Pertamina Power Indonesia.
Upaya untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati bukan hanya tugas pemerintah saja, namun butuh dukungan aktif semua pihak termasuk sektor swasta dan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved