Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi US$106,73 per Barel

Insi Nantika Jelita
03/8/2022 14:35
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi US$106,73 per Barel
Petugas mengecek instalasi di area kilang pengolahan minyak di wilayah Jawa Barat.(Antara)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Juli 2022 turun sebesar US$10,89 per barel, dari sebelumnya US$117,62 per barel menjadi US$106,73 per barel.

Adapun penyebabnya antara lain karena meningkatnya pasokan minyak mentah global pada Juni 2022, dibandingkan produksi pada bulan sebelumnya.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk Juli 2022 ditetapkan sebesar US$106,73 per barel," demikian bunyi Keputusan Menteri ESDM Nomor 111.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juli 2022 yang ditetapkan 1 Agustus 2022.

Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, harga rata-rata minyak mentah utama pada Juli 2022 turun dibandingkan Juni 2022. Berdasarkan laporan OPEC, produksi minyak mentah global pada Juni 2022 meningkat rata-rata 1,32 juta barel minyak per hari (bopd) kemudian menjadi 99,82 juta bopd.

Sebelumnya, OPEC mempertahankan kebijakan penaikan produksi pada Juli dan Agustus masing-masing sebesar 648.000 bopd. Faktor lain yang memengaruhi ICP, yakni laporan OPEC yang menyebut proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal II 2022 turun 0,2 juta bopd dibandingkan publikasi sebelumnya.

Dalam laporan Badan Energi Internasional (IEA) per Juli 2022, diketahui bahwa pasokan minyak dunia melonjak 690 ribu bopd menjadi 99,5 juta bopd pada Juni 2022. Itu dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya.

Kementerian ESDM menekankan bahwa penurunan harga minyak mentah dunia selama Juli 2022 juga dipengaruhi gejolak ekonomi global. IMF diiketahui mengkoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menjadi 3,2%.

Lalu, muncul kekhawatiran pelaku pasar atas resesi ekonomi dunia, kenaikan inflasi yang tinggi, pandemi yang masih berlanjut, hingga pengetatan kebijakan moneter. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi kebijakan Tiongkok, yang mengetatkan aturan pembatasan sosial.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya