Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan terdapat dua dampak utama yang akan terjadi kepada Indonesia akibat resesi yang dialami oleh Amerika Serikat (AS). Pertama, menurunnya demand atau permintaan dari AS.
"Penurunan demand kemudian bisa menahan bahkan menurunkan harga komoditas di pasar global. Meskipun saya perkirakan tidak sampai membuat harga komoditas jatuh. Tingginya harga komoditas salah satunya disebabkan oleh kelangkaan supply sebagai dampak dari perang Rusia dan Ukraina," ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (30/7).
"Turunnya harga komoditas bisa berpengaruh pada ekspor indonesia yang didominasi oleh ekspor komoditas," lanjut Piter.
Dampak kedua dari resesi AS terhadap Indonesia akan terjadi pada nilai tukar rupiah. Menurutnya, resesi AS disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi dan kemudian direspon dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Kenaikan suku bunga The Fed ini pun telah menyebabkan aliran modal asing global masuk ke surat berharga di AS, termasuk dari Indonesia. Keluarnya modal asing ini dikatakan akan menyebabkan nilai tukar rupiah tertekan melemah.
"Kondisi ini dapat dihindari apabila Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan mengikuti kenaikan suku bunga The Fed," tuturnya.
Meskipun demikian, Piter menegaskan bahwa Indonesia tidal perlu terlalu khawatir dengan resesi AS. Memang harga komoditas akan mengalami penurunan sehingga Indonesia tidak bisa berharap banyak dari ekspor.
Namun, menurutnya kontribusi ekspor Indonesia lebih banyak ke Tiongkok bukan AS. "Perekonomian Tiongkok memang juga akan menurun karena dampak resesi AS dan global. Tapi diperkirakan perekonomian Tiongkok masih akan bertahan positif. Apabila ini terjadi Indonesia masih bisa memanfaat hubungan dagang dengan Tiongkok," ujar Piter.
Dia pun menyarankan hal yang paling utama dalam menghadapi resesi AS dan global adalah mengandalkan perekonomian domestik.
Dengan asumsi pandemi tidak melonjak lagi, Piter merasa pemulihan ekonomi dapat berlanjut dan Indonesia dapat mengandalkan perekonomian domestik untuk bertahan menghadapi resesi global.
"Ketika negara utama dan global mengalami resesi, kita bisa mengandalkan perekonomian domestik. Kontribusi konsumsi domestik dalam perekonomian kita sangat besar. Bisa menjadi penyelamat," tegasnya.
Selain itu, Piter pun meminta pemerintah untuk mempersiapkan berbagai paket kebijakan insentif. Utamanya dalam menjaga gejolak inflasi dan nilai tukar. (OL-12)
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump, Jumat (8/8), mengumumkan bahwa dia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Negara Bagian Alaska.
pemerintah Indonesia sedang melanjutkan negosiasi untuk komoditas Indonesia yang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi/ tidak tersedia di Amerika Serikat (AS)
PEMERINTAH Libanon dijadwalkan kembali menggelar rapat pada Kamis (7/8) waktu setempat untuk membahas langkah sensitif terkait pelucutan senjata Hizbullah.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
KREMLIN mengumumkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menggelar pertemuan puncak dalam waktu dekat.
Donald Trump membahas rencana peningkatan peran AS dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved