Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Keberadaan 3.100 rumah sakit & sekitar 10.000 puskesmas dan klinik, menjadikan Indonesia memiliki potensi tersembunyi untuk pasar alat kesehatan.
Sebagaimana diketahui, alat kesehatan merupakan salah satu komponen terbesar dalam biaya kesehatan selain obat. Jika alat-alat kesehatan dapat diproduksi secara mandiri oleh perusahaan dalam negeri, maka biaya pengobatan di Indonesia dapat menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan kesadaran masyarakat Indonesia atas kualitas kesehatan, pertumbuhan industri alat kesehatan diperkirakan sebesar 10%-15% setiap tahunnya. Nilai pasar alat kesehatan di Indonesia diperkirakan telah tumbuh dari sekitar Rp65 triliun di tahun 2016 hingga menjadi Rp85 triliun di tahun 2020, dan sekitar Rp94 triliun pada tahun 2021.
Pemerintah sendiri menargetkan perusahaan dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan alat kesehatan Indonesia hingga 30% pada 2030, dimana saat ini masih hanya sebesar 7%.
Tato Suprapto Basir selaku komisaris independen PT Hetzer Medikal Indonesia Tbk mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar untuk industri alat kesehatan Indonesia saat ini adalah dominasi produk alat kesehatan impor.
"Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2022, pemerintah telah mendorong penggunaan produk dalam negeri sehingga menjadi sebuah kesempatan yang sangat baik untuk berbagai industri, termasuk industri alat kesehatan untuk dapat memenuhi peningkatan penggunaan produk dalam negeri,” ujarnya.
Franciscus Rijadi selaku direktur Perseroan secara bersamaan juga menambahkan bahwa dengan adanya Inpres No. 2 tahun 2022 tersebut, membuka peluang yang besar bagi Perseroan untuk memproduksi produk alat kesehatan yang akan digunakan untuk keperluan dalam negeri.
"Hal tersebut juga sejalan dengan larangan Kementerian Perindustrian untuk melakukan impor atas 79 jenis alat kesehatan mengingat TKDN untuk produk tersebut sudah cukup tinggi, ” tandasnya.
Perseroan berkeyakinan dengan menjadi perusahaan terbuka dan dengan dana segar yang diterima dari IPO, Perseroan dapat berkontribusi dalam menyukseskan target pemerintah dalam meningkatkan porsi penyerapan alat kesehatan yang diproduksi dalam negeri.
Setelah IPO, Perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi terpasang Perseroan per tahun menjadi sebagai berikut yakni 24 juta pcs masker jenis Duckbill; 24 juta pcs masker jenis KN95; 24 juta pcs masker jenis KF94; dan 12 juta pcs masker jenis N95. (RO/E-1)
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Produsen alat kesehatan (alkes) asal Tiongkok, Allmed Medical, akan membangun pabrik baru di lahan seluas 24,8 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah.
Pemerintah terus mendorong penerapan TKDN dalam industri alat kesehatan. Langkah itu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan industri nasional.
Menkes mengatakan perlu ada strategi agar barang-barang yang dibutuhkan masyarakat pada saat gawat darurat (emergency) dapat diproduksi secara domestik.
Prodia Group mengaku kebanjiran order, bahkan kewalahan memenuhi permintaan produksi pembuatan alat tes pemeriksaan kesehatan gratis.
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
Dia mengatakan, keputusan penting lainnya terkait transformasi yang melibatkan partisipasi publik melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32% dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar.
Salah satu BUMD yang diproyeksikan Pramono untuk menjual sahamnya ke publik adalah PT Bank DKI. Pramono menargetkan Bank DKI mulai IPO dalam satu tahun ke depan.
MDLA melepas sebanyak 3,5 miliar saham atau setara 25% dari total modal disetor dan ditempatkan pasca-IPO.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana mengubah jenama (rebranding) Bank DKI. Menurutnya langkah itu perlu dilakukan demi menciptakan manajemen yang lebih solid.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved