Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Audit Tata Kelola Sawit Bantu Kebijakan Lebih Akurat

M Ilham Ramadhan Avisena
17/7/2022 15:51
Audit Tata Kelola Sawit Bantu Kebijakan Lebih Akurat
Luhut Binsar Pandjaitan(Biro Pers Setpres)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, audit tata kelola sawit dapat membantu pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih akurat.

"Audit tata kelola sawit akan membantu melengkapi data dan informasi dari hulu hingga hilir, sehingga pembuatan kebijakan menjadi lebih akurat. Saat ini melalui SIMIRAH 2.0, data aliran distribusi CPO dan minyak goreng sudah dapat dikumpulkan, tapi tentu masih perlu disempurnakan," ujarnya dikutip dari siaran pers, Minggu (17/7).

Luhut mengharapkan setiap pihak dapat membantu melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan. Sehingga pemerintah bisa menentukan secara akurat parameter yang harus dijaga dan mendesain kebijakan yang tepat untuk mencapai parameter tersebut.

"Tata kelola sawit kompleks dan melibatkan banyak _stakeholders_. Berbagai target di sisi hulu dan hilir harus dapat diseimbangkan karena terdapat _trade off_ antara target satu dan yang lain," tuturnya.

Menurutnya, peran kelapa sawit sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat dihadapkan pada tekanan ekonomi dunia, baik dari sisi hulu maupun hilir. Dirinya mengatakan kelapa sawit berperan besar terhadap ekonomi indonesia.

Selain salah satu penyumbang terbesar ekspor dan penerimaan negara, harga Tandan Buah Segar (TBS) yang terjaga dan minyak goreng yang terjangkau membantu menjaga tingkat konsumsi.

"Pemerintah saat ini terus menjaga ketersediaan dan keterjangkauan minyak goreng dengan harga minyak goreng curah rakyat sebesar 14 ribu rupiah. Kita berusaha menjaga kesejahteraan petani sawit serta memastikan profit usaha yang berkeadilan," jelas Luhut.

Luhut menjelaskan, realisasi ekspor perlahan mulai meningkat seiring dengan perbaikan kondisi logistik. Dirinya menambahkan, alokasi ekspor yang diberikan sudah tinggi sementara alokasi ekspor yang belum digunakan lebih dari 3 juta ton.

"Tidak berbeda dengan negara lain di dunia, Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan ekonomi yang begitu berat. Dinamika yang terjadi begitu cepat dengan ketidakpastian yang sangat tinggi, termasuk dalam penanganan kelapa sawit dan minyak goreng," terangnya.

Luhut juga menegaskan, meskipun harga kelapa sawit dipengaruhi oleh kondisi internasional, tetapi pemerintah punya instrumen kebijakan untuk memengaruhi _outcome_ di domestik maupun internasional. Untuk itu menurutnya setiap _stakeholders_ perlu bekerja secara komprehensif dan terintegrasi.

"Industri kelapa sawit di Indonesia merupakan salah satu industri strategis karena lebih dari 16.4 juta orang hidup dan bekerja di industri ini, serta merupakan penghasil ekspor terbesar. Oleh karena itu, perbaikan tata kelola yang berjalan saat ini menjadi langkah penting untuk mengoptimalkan peran kelapa sawit bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi nasional," pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya