Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Cerah, Prospek Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia

M Ilham Ramadhan
11/7/2022 13:00
Cerah, Prospek Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia
Digitalisasi pembayaran mudahkan UMKM(Antara/Nyoman Hendra Wibowo)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, ekonomi dan keuangan digital Indonesia memiliki prospek yang cerah sebagai sumber pertumbuhan baru. Hal itu terlihat dari nilai yang terus menanjak tiap tahunnya, terutama ketika pandemi covid-19 merebak.

Hal itu ia sampaikan dalam Side Event G20 Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 bertema Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery, Bali, Senin (11/7).

Pada 2021, nilai ekonomi dan keuangan digital di Tanah Air tercatat sebesar Rp401 triliun. Nilai itu diperkirakan akan bertambah meniadi US$146 miliar (setara Rp2.188 triliun) di 2025 dan naik 8 kali lipat menjadi Rp4.531 triliun pada 2030.

Adapun nilai transaksi uang elektronik pada 2021 naik 32,25%, transaksi QRIS tumbuh 245%, dan transaksi layanan perbankan digital naik 20,82%. Pertumbuhan itu tak lepas dari geliat perusahaan rintisan (startup) yang berkembang di Indonesia.

Saat ini, kata Airlangga, Indonesia telah memiliki 2.391 startup, 2 dekakorn, dan 8 unikorn. Hal itu membuat Indonesia menjadi tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara, atau mewakili 40% dari digitalisasi di Asia Tenggara.

"Digitalisasi ekonomi dan keuangan terus terakselerasi dengan perbaikan capaian inklusif keuangan berdasarkan survei keuangan inklusif yang diselenggarakan BI dan DNKI," ujarnya.

Airlangga menambahkan, kepemilikan akun layanan keuangan digital telah mencapai 65,4%, sedangkan produk dan layanan keuangan tercatat 83,6%. Dengan capaian itu, pemerintah optomistis inklusi keuangan nasional yang ditargetkan 90% pada 2024 akan tercapai.

Penguatan sinergi, akselerasi, dan implementasi baik di tingkat pusat maupun daerah dinilai menjadi faktor penentu untuk mencapai hal tersebut. Selain itu, kebijakan yang mendukung penguatan ekonomi dan keuangan digital juga akan disusun sebagai fondasi nasional.

Upaya pengembangan ekonomi dan keuangan digital Indonesia juga dianggap selaras dengan tema Presidensi G20 Indonesia, yakni recover stronger, recover together. "Ini adalah momentum memperkuat sinergi antarnegara dalam memperkuat konektivitas dan menjadi prioritas. Tentunya tidak ada satu negara yang bisa maju sendiri," kata Airlangga.

"Konektivitas di regional, dalam hal ini ASEAN dan global menjadi penting, termasuk di sektor perdagangan dengan digitalisasi layanan keuangan, pembayaran antarnegara, dan juga regulasi cukai, pajak, bea masuk antarnegara," sambungnya.

Lebih lanjut, berbagai inisiatif kebijakan ekonomi dan keuangan digital juga harus didorong oleh penguatan karakter, karakter untuk berubah, berani, dan mengkreasi hal baru. Karakter tersebut, kata Airlangga, akan memotivasi anak bangsa menjadi pemain digital di negara sendiri dan juga menjadi pemain utama di pasar global.

"Kemenko perekonomian bersama BI dan kementerian lain tentu akan terus mendorong peluncuran gerakan sinergi nasional ekonomi dan keuangan digital sebagai wujud penguatan sinergi dan implementasi kebijakan ekonomi dan keuangan digital yang telah ada di masing-masing K/L. Dengan kerja bersama, tantangan akan kita bisa lewati dan atasi," pungkasnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya