Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Indef Apresiasi Komitmen Telkom untuk Tetap Berinvestasi Pada Perusahaan Rintisan

Despian Nurhidayat
28/5/2022 13:30
Indef Apresiasi Komitmen Telkom untuk Tetap Berinvestasi Pada Perusahaan Rintisan
Logo Telkom(DOK PT TELKOM )

Baru-baru ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menegaskan bahwa pihaknya akan tetap berinvestasi pada perusahaan rintisan atau startup di tengah gelombang restrukturisasi yang menimpa startup-startup secara global.

Menanggapi hal tersebut, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengapresiasi komitmen dari Telkom Indonesia untuk tetap melakukan pendanaan kepada startup.

"Its a good news for the startups. Di tengah ancaman pengetatan pendanaan dari VC (venture capital/modal ventura) non pemerintah, kehadiran Telkom melalui MDI Ventures ini layak disambut gembira," ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (28/5).

Lebih lanjut, menurut Nailul, saat ini masih banyak perusahaan startup yang pada awal pendiriannya tidak mampu melalui tahap pre-seed funding atau tahap pendanaan awal startup yang baru memulai bisnisnya dan tidak termasuk di dalam putaran pendanaan startup.

Dia menekankan bahwa hanya 25% saja yang dikatakan mampu melangkah ke tahap pre-seed funding. "Jadi (dengan pendanaan dari) Telkom saya rasa bisa bantu agar angka tersebut jangan sampai terus menurun," kata Nailul.

Dia pun menjelaskan bahwa saat ini memang tengah terjadi gelombang restrukturisasi yang menimpa startup-startup secara global. Hal ini pun dikatakan erat kaitannya dengan pendanaan.

"Perusahaan startup itu masih butuh pendanaan untuk bisa beroperasional. Makanya ketika gagal mendapatkan pendanaan, biasanya mereka akan kelimpungan hingga tidak bisa beroperasi secara normal dan mereka biasanya melakukan layoff kepada karyawannya untuk menghemat budget," tuturnya.

"Model utama mereka yang masih bakar uang memang menjadikan mereka masih ketergantungan dengan pendanaan dari VC atau sumber pendanaan lainnya," sambung Nailul.

Dia pun menyarankan perusahaan startup untuk mulai memikirkan cara agar dapat keluar dari jebakan bakar uang. Selain itu, menurutnya perusahaan starup juga harus pintar mencari modal ventura yang dipercaya oleh beberapa perusahaan besar, sehingga modal ventura lainnya tertarik untuk memberika pendanaan lanjutan.

Nailul pun mengkhawatirkan jika semakin sedikit pendanaan dan startup semakin banyak serta eskponensial, akan terjadi fenomena bubble burst.

"Di tambah lagi nampaknya The Fed juga melakukan kebijakan pengetatan uang yang paling tidak akan berpengaruh negatif ke beberapa perusahaan startup digital di hampir seluruh dunia," pungkas Nailul. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya