Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANK Indonesia memperkirakan kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunganya sekitar 7 kali bahkan lebih tinggi lagi, dari perkiraan sebelumnya yang sebanyak 5 kali kenaikan. Hal ini karena kenaikan inflasi AS yang tembus 8,5%, sebagai akibat dari kenaikan harga pangan dan energi.
Namun untuk kebijakan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) selalu didasarkan kepada perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Baca juga: Presiden Tinjau Program Padat Karya di Cirebon
Sejauh ini Bank Indonesia masih memberikan assessment dan pernyataan kebijakan suku bunga akan dipertahankan 3,5% sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi.
"Yang direspons kebijakan suku bunga dari inflasi, yaitu kebijakan suku bunga moneter Bank Indonesia hanya merespon tekanan-tekanan inflasi yang bersifat fundamental," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2022, Rabu (13/4).
Jadi tekanan-tekanan harga-harga pangan dan harga energi, tentu saja Bank Indonesia tidak akan merespons dampak pertamanya. Bank Indonesia akan merespon kepada rambatan, bila telah berdampak secara fundamental terhadap inflasi, yang indikatornya adalah inflasi inti.
"Pemerintah dan Bank Indonesia terus memantau tekanan-tekanan harga ke depan. Bagaimana nanti respons dari pasokannya, respon dari fiskalnya dan kami bisa menakar dampak dari inflasinya, dampak pertamanya berapa, kemudian dampak selanjutnya bagaimana, hingga perkiraan ke depan. Dari situ kami akan melakukan respon," kata Perry.
Dia menekankan, respons suku bunga tentu saja akan didahului dan kemungkinan juga bisa dilakukan bersama tergantung inflasi, dengan langkah-langkah pengurangan likuiditas atau normalisasi yang sudah Bank Indonesia lakukan dengan kenaikan giro wajib minimum (GWM).
"Kebijakan moneter dalam mengatasi kondisi eksternal ini yaitu pertama stabilisasi nilai tukar. Kedua, normalisasi likuiditas dan ketiga, sesuai dengan inflasi bagaimana menakar suku bunga, yang sejauh ini kami akan pertahankan 3,5% sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi ke depan," kata Perry. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved