Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Menkeu: Konflik Rusia-Ukraina Menambah Ketidakpastian

M. Ilham Ramadhan Avisena
16/3/2022 14:31
Menkeu: Konflik Rusia-Ukraina Menambah Ketidakpastian
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan )

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, dampak konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina menambah ketidakpastian dalam upaya pemulihan ekonomi global dari pandemi covid-19. Salah satu ancaman yang paling nyata terjadi pada stabilitas pasar keuangan dunia.

"Kita belum pasti dan menerima begitu saja bahwa pemulihan ekonomi akan terus berlanjut, terutama di sisi keuangan dengan pengetatan moneter yang mungkin akan dikalibrasi ulang karena konflik Rusia dan Ukraina. Ini juga akan menciptakan ketidakpastian lain," ujarnya dalam Fitch on Indonesia - Exit Strategy After the Pandemic, Rabu (16/3).

Dia menerangkan, ragam sanksi yang dikeluarkan sejumlah negara kepada Rusia turut mendorong instabilitas pasar keuangan dan pasar modal dunia. Namun diakui hal itu berdampak terbatas pada Indonesia.

Indonesia dinilai mampu menahan gejolak yang timbul di sisi pasar keuangan. Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru bergerak ke arah positif dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil.

Ancaman yang paling nyata akibat ketengangan yang terjadi di Eropa Timur ke Indonesia ialah kenaikan harga dari sejumlah komoditas. "Yang sekarang kita saksikan peningkatan yang sangat ekstrem di beberapa komoditas," sebut Sri Mulyani.

"Ini menunjukkan bahwa dalam konteks perekonomian Indonesia, baik melihat neraca pembayaran, maupun komposisi ekonomi, saya kira kita relatif tangguh. Tapi bukan berarti kita meremehkan dampak jangka panjangnya yang sangat kompleks," tambah dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, pemihan kian berat lantaran di saat yang sama dunia juga masih dihadapkan dengan proses pemulihan yang tidak merata akibat kesenjangan akses vaksin, gangguan rantai pasok global, serta ancaman peningkatan inflasi.

"Ini semua akan menjadi ancaman yang sangat nyata bagi proses pemulihan ekonomi, baik di negara maju maupun negara berkembang. Jadi ini akan menjadi tantangan bagi semua negara yang menavigasi proses pemulihan," pungkas Sri Mulyani. (Mir)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya