Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

NATO Siaga Penuh setelah Rusia Gempur Habis-habisan Ukraina

Ferdian Ananda Majni
10/7/2025 13:30
NATO Siaga Penuh setelah Rusia Gempur Habis-habisan Ukraina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berbincang di Basilika Santo Petrus Vatikan, Sabtu (26/4/2025).(Anadolu)

RUSIA melancarkan serangan udara paling intens sejak awal invasi ke Ukraina pada Selasa  (8/7) malam, yang turut memicu reaksi cepat dari NATO

Polandia, salah satu anggota aliansi yang berbatasan langsung dengan Ukraina, mengerahkan jet tempur dan mengaktifkan sistem pertahanan udara sebagai respons terhadap situasi yang memburuk.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan total 728 pesawat nirawak Shahed dan drone pengalih, serta 13 rudal balistik dan jelajah. 

Jumlah ini melampaui serangan sebelumnya yang terjadi pada 4 Juli lalu. Christina Harward, analis Rusia dari Institute for the Study of War (ISW), mengatakan bahwa gelombang serangan tersebut mencerminkan peningkatan produksi pesawat nirawak oleh Moskow.

"Ketika kita melihat rekor demi rekor dipecahkan hampir setiap minggu, itu menunjukkan bahwa Moskow telah meningkatkan produksinya dan memiliki stok yang lebih besar, terutama dengan drone baru mereka," kata Harward seperti dilansir NY Post, Kamis (10/7).

Mulai produksi sendiri

Awalnya mengandalkan pasokan dari Iran, Rusia kini memproduksi sendiri drone-drone Shahed yang dimodifikasi di dalam negeri. 

"Drone-drone tipuan, yang menyumbang sekitar setengah dari serangan tadi malam, kini dilengkapi dengan hulu ledak sungguhan," tambah Harward. 

Dia juga menyebut bahwa beberapa drone dipersenjatai dengan senjata kimia untuk tetap menyebabkan kerusakan meskipun berhasil dicegat.

Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis yang berbasis di London, drone Geran-2 buatan Rusia — tiruan Shahed — menjadi tulang punggung kampanye pemboman terbaru. Harganya yang lebih murah dibanding versi Iran memberi Rusia kapasitas untuk meningkatkan intensitas serangan.

Sasar pangkalan udara

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa sasaran mereka adalah pangkalan udara Ukraina dan bahwa semua target telah berhasil dihantam. Namun, Ukraina mengeklaim bahwa sebagian besar pesawat nirawak telah ditembak jatuh, dengan hanya beberapa rudal hipersonik yang berhasil mencapai target.

Lutsk, kota yang menjadi lokasi pangkalan militer utama Ukraina di barat laut, menjadi salah satu wilayah terdampak. 

Serangan juga mengenai lebih dari 10 wilayah lainnya. Salah satu serangan bahkan terjadi sekitar 160 kilometer dari perbatasan dengan Polandia, mendorong negara tersebut mengerahkan jet tempur bersama dengan pesawat sekutu dari negara NATO lainnya.

"Semua pasukan dan sumber daya yang tersedia bagi Panglima Operasional Angkatan Bersenjata Polandia telah diaktifkan. Pasangan pesawat tempur telah dikerahkan dan sistem pertahanan udara serta radar telah mencapai kesiagaan tertinggi," kata Militer Polandia melalui X.

Kondisi berisiko tinggi

Langkah ini dilakukan untuk menjamin keamanan di wilayah perbatasan yang dinilai dalam kondisi berisiko tinggi.

Eskalasi ini terjadi sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengancam akan menjatuhkan sanksi berat baru, termasuk tarif 500% terhadap negara-negara yang membeli minyak, gas atau produk Rusia lainnya.

"Kami menerima banyak omong kosong yang dilontarkan Putin," kata Trump dalam rapat kabinet. Dia juga menyatakan akan memberikan lebih banyak bantuan militer kepada Ukraina. 

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang dijadwalkan bertemu utusan AS Keith Kellogg di Roma pada Rabu (9/7), menyebut serangan itu sebagai serangan demonstratif yang dilakukan saat dunia tengah mendorong tercapainya perdamaian.

"Mitra kami tahu bagaimana memberikan tekanan sehingga Rusia akan dipaksa untuk berpikir tentang mengakhiri perang, bukan serangan baru," kata Zelensky. 

Jatuhkan sanksi intensif

Dia mendesak adanya sanksi yang intensif terhadap Moskow. "Setiap orang yang menginginkan perdamaian harus bertindak," ujarnya.

Eropa sendiri kini sedang menyusun paket sanksi tambahan terhadap Rusia. Menurut Harward, serangan udara besar-besaran ini kemungkinan ditujukan untuk memaksa Ukraina menerima kesepakatan damai berdasarkan syarat Kremlin.

"Ini sebenarnya unjuk kekuatan untuk menakut-nakuti Ukraina di meja perundingan," tutup Harward. 

"Rusia pada dasarnya berkata, lihat ke atas. Jangan lihat situasi di lapangan," pungkasnya. (Fer/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya