Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan produksi beras sebesar 0,14 juta ton. Dari 31,50 juta ton pada 2020 menjadi 31,36 juta ton di sepanjang 2021.
Penurunan produksi beras itu selaras dengan turunnya luas panen yang menyusut 0,25 juta hektare (ha) menjadi 10,41 juta ha.
"Produksi beras untuk pangan mengalami penurunan 0,14 juta ton, atau 0,45% dari total produksi beras di 2020 sebesar 31,50 juta ton," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3).
Baca juga: Nilai Tukar Petani Naik 0,15% pada Februari
Menurutnya, penurunan luas lahan panen pada 2021 disebabkan beberapa faktor. Pertama, terjadinya kemarau tinggi pada Agustus-September 2021 dan menyebabkan kekeringan. Sehingga, mengurangi luas panen dibandingkan periode yang sama di 2020.
Kedua, adanya peralihan penanaman dari padi ke tanaman lain, karena kekurangan air akibat kemarau. Ketiga, adanya bencana alam, seperti banjir, erupsi gunung, hingga serangan hama di beberapa wilayah.
"Faktor lain adalah intensitas curah hujan yang cukup tinggi di akhir 2021. Sehingga, berdampak pada luas panen Oktober-Desember 2021," jelas Setianto.
Baca juga: Warga Bulukumba Mengeluhkan Beras Bansos Kuning dan Berbau
Namun, berdasarkan hasil pengamatan dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan pada Februari 2022, diperkirakan potensi luas panen pada supron pertama (Januari-April) 2022 akan mencapai 4,81 juta ha.
Potensi luas panen itu lebih tinggi 8,58%, atau 0,38 juta hektare dari realisasi luas panen supron pertama di 2020. Naiknya potensi luas panen supron pertama juga diyakini mendorong peningkatan produksi padi dan beras di periode sama.
Untuk produksi padi, diperkirakan meningkat 25,40 juta ton, atau naik 1,82 juta ton dari realisasi produksi padi di supron pertama 2021, yakni 23,58 juta ton. Sedangkan, produksi beras diperkirakan mencapai 14,36 juta ton, atau naik 1,05 juta ton dibandingkan supron pertama 2021 sebesar 13,58 juta ton.(OL-11)
Penggunaan software desain canggih yang terintegrasi langsung dengan sistem produksi fisik menjadi salah satu solusi yang mulai diadopsi oleh banyak produsen.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memfasilitasi ekspor salah satu UMK binaan, yakni CV Agradaya Indonesia di ajang pameran Canadian Health Food Association (CHFA) Now 2025
Sebelumnya, pasokan air di kawasan tersebut dikelola oleh pengembang dan sering kali mengalirkan air dengan kondisi bau dan berwarna kuning.
PRODUKSI Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) bulan Oktober 2024 mencapai 4.843 ribu ton, lebih tinggi 9,69% dibandingkan produksi bulan September sebesar 4.415 ribu ton.
Sejak beroperasinya pabrik Wuling di Indonesia pada Juli 2017, Wuling telah memproduksi sembilan lini kendaraan.
PT Sunthi Sepuri resmi memulai pembangunan sarana produksi baru yang berlokasi di Cikupa, Tangerang, Banten. Itu dilakukan untuk meningkatkan produksi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved