Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan kesempatan terbuka kepada semua warga negara Indonesia untuk memanfaatkan dan mengkomersialisasikan hasil-hasil riset melalui program Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR). Hal itu merupakan upaya untuk mendorong munculnya perusahaan pemula (start up) yang mandiri, memiliki keunggulan dan kemampuan sustainability dalam usaha yang berdaya saing.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan program PPBR merupakan pembiayaan untuk calon perusahaan start-up/rintisan berbasis hasil riset BRIN agar siap untuk menjadi perusahaan pemula yang mendatangkan keuntungan dan berkelanjutan. Skema ini diharapkan dapat mendorong komersialiasi hasil riset BRIN dan menumbuhkembangkan perusahaan pemula berbasis hasil riset.
Baca juga: AAJI Sebut Literasi Masyarakat Terhadap Manfaat Asuransi Jiwa Masih Lemah
“Mengapa skema ini disebut Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) bukan berbasis teknologi lagi, karena saat ini kita ketahui start up bukan lagi hanya berbasis teknologi, banyak potensi start up yang berbasis pada data dan social engineering misalnya, ini yang kita ingin dorong bahwa start up bisa mencakup banyak aspek,” ujarnya dalam Webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi, Edisi Start Up BRIN, Kamis (17/2).
Handoko menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung start up sebagai salah satu fokus dari BRIN. Apalagi dalam dua tahun terakhir kondisi pandemi covid-19 memunculkan berbagai peluang baru, dan yang biasanya dapat menangkap ide-ide inovasi segar tersebut adalah generasi muda.
Menurutnya, ide-ide tersebut yang harus difasilitasi sehingga kelak bisa menjadi start up yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi real negara. “Oleh karena itu kami mengundang seluruh pihak khususnya generasi muda untuk bisa berpartisipasi aktif pada skema pendanaan ini,” imbuhnya.
Sementara itu Plt. Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono menyebutkan dari evaluasi substansi dan evaluasi paparan telah ditetapkan 9 peserta penerima PPBR Gelombang I yang akan mengikuti tahapan selanjutnya. Adapun ke-9 peserta tersebut yaitu Sugeng Waluyo dari Yayasan Upakara Bhuvana Nusantara dengan hasil riset yang akan dilanjutkan adalah bijih plastik dari limbah masker dan APD.
Kemudian ada Adi Reza Nugroho dari PT Miko Bahtera Nusantara untuk bahan kulit dari jamur miselium; Ageng Wiyatno dari PT Pipetin Indonesia untuk jasa pelayanan laboratorium, konsultasi dan penyedia produk bioteknologi untuk laboratorium; Leko Dwi Harjono untuk jasa pelayanan penggunaan teknologi radiasi; Khayu Wahyunita untuk produksi antibodi monoklonal.
Ada juga Atmo S Sunjoyo dari PT Asatu Sembilan Enam untuk biopestisida nano; Ika Juliana dari PT Greenie Alam Indonesia dengan proyek Greenie : biomaterial limbah pelepah pinang untuk industri gurnitur berkelanjutan. Selanjutnya, Ai Sri Kusmayanti dari UKM Youngsters untuk mi jagung gluten free; dan Mokhamad Nur Cahyadi dari MNC Geotech untuk Low Cost Global Navigation Satellite System (GNSS).
Peserta yang terpilih selanjutnya akan mengikuti serangkaian proses bisnis fungsi inkubasi. Dimulai dari mengikuti program coaching dan mentoring selama 6 bulan, kegiatan inkubasi dan pasca inkubasi. Pada pra inkubasi materi yang diberikan beragam mulai dari aspek legal, pembentukan tim, model bisnis hingga rencana aksi dan anggaran.
Start up yang dianggap layak berdasarkan hasil evaluasi akan berhak melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu inkubasi. Di tahap ini start up akan mendapatkan mentoring dari para pakar dan professional, juga berhak menerima pendanaan awal maksimal sebesar Rp300 juta per tahun dengan pendanaan multi tahun (maksimal 2 tahun) dan dapat diperpanjang selama 1 tahun berdasarakan evaluasi tahunan. Adapun fokus dari kegiatan inkubasi diantaranya uji pasar dan uji produk, sertifikasi produk, produksi dan pemasaran sehingga start up memperoleh pendapatan dan keuntungan.
Untuk mencapai tujuan lahirnya start up yang profitable dan sustainable, BRIN tidak berhenti sampai tahap inkubasi saja. Start up dapat mengikuti tahapan pasca inkubasi yang memfokuskan pada scaling up produksi dan ekspansi pasar melalui ekosistem start up serta jejaring mitra BRIN.
Penerimaan proposal program pendanaan PPBR akan dibuka sepanjang tahun dan untuk deadline seleksi gelombang ke-2 ditutup pada 10 Maret 2022. Adapun pengajuan proposal, persyaratan dan informasi lebih lanjut mengenai program ini dapat diakses melalui website pendanaan.risnov.brin.go.id.
“Untuk tahun 2022 sendiri kita mempunyai target membina 100 PPBR. Sehingga diharapkan di gelombang ke-2 akan lebih banyak lagi proposal yang masuk. Dalam waktu dekat akan dilakukan juga sosialisasi yang lebih massif sehingga diharapkan batch berikutnya akan lebih banyak lagi kandidat yang mengajukan proposal,” tutup Agus. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved