Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SELAMA berabad-abad, krisis telah menjadi faktor pendorong terjadinya transformasi teknologi, sosial, dan politik yang telah membentuk ekonomi dan kapasitas individu untuk mencari nafkah. Krisis yang melanda global memiliki penyebab yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan yaitu keuangan negara-negara yang terkena dampak dan tanggapan pemerintah terhadap reformasi untuk mengantisipasi krisis serupa di masa depan.
Hal itu diungkapkan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra pada International Seminar on Business, Economics, Social Science And Technology (ISBEST) ke-4 yang berlangsung 27-28 November lalu. Dalam acara yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka (FE-UT) bekerja sama dengan Asosiasi Pengajar Akuntansi Sektor Publik (APSAE) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) juga diselenggarakan Competition of Public Sector Innovation Award (COPSI) ke-3.
Kegiatan yang digelar hybrid ini dihadiri Rektor UT Prof Ojat Darojat, Dekan FE UT Prof Dr. Ali Muktiyanto, Dr. Hendrian, Ketua Jurusan Akuntansi FE UT, para akademisi, praktisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. "Pengalaman menunjukkan bahwa krisis selalu memberikan ruang bagi Indonesia untuk melakukan proses reformasi," ungkap Wempi.
Dia mencontohkan pada 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi sebagai bagian dari krisis keuangan Asia. Kondisi yang ada diperparah karena diikuti krisis sosial dan ketegangan politik yang ditimbulkan perubahan dramatis dari sistem politik semi otoriter menuju sistem politik yang lebih demokratis.
Selama ini, lanjut dia, selain mengalami reformasi politik, Indonesia juga berhasil meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas keuangan publik dengan memberlakukan beberapa undang-undang seperti Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang No.15 Tahun 2004 tentang proses pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara. "Reformasi ini membangun fondasi dan membuka jalan bagi pengelolaan kebijakan fiskal dan anggaran yang lebih baik dari Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut dia mencontohkan pada 2009, Indonesia menerima dampak dari ekonomi global 2008-2009 meskipun tidak separah 1998 berkat reformasi dan pelajaran sebelumnya belajar dari krisis 1998. Krisis keuangan global 2008-2009 dimulai dari sektor perumahan dan keuangan di negara-negara maju yang pada akhirnya menyebar ke dunia.
Lebih jauh, dikatakan, dari perspektif ekonomi, krisis global saat ini yang dibawa oleh pandemi Covid-19 tentunya telah menjadi wake-up call untuk meningkatkan ketahanan ekonomi global terhadap guncangan ekonomi yang disebabkan secara alami di masa depan, termasuk pandemi, bencana alam, dan ancaman perubahan iklim. Tapi, pandemi juga telah mengungkap beberapa kelemahan pada komunitas global yang perlu ditingkatkan seperti forum ekonomi dunia untuk memperbaiki keadaan dengan membangun kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan global untuk mengelola konsekuensi dari krisis Covid-19.
"Gagasan utama dari inisiatif ini adalah untuk membangun solidaritas antarbangsa untuk menghindari dampak memburuknya ekonomi global yang disebabkan kerusakan permanen akibat pandemi. Covid-19 diyakini memiliki efek permanen dan jangka panjang atau konsekuensi pada pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, kesejahteraan manusia, dan fiskal aspek seperti utang publik," paparnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti isu perubahan iklim menjadi bagian dari kerja sama ini, mengingat bahwa hal itu juga berdampak nyata terhadap keberlanjutan kehidupan dan penghidupan. "Dunia harus bersatu untuk berkolaborasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Setiap negara, baik ekonomi maju maupun berkembang, memiliki bagian penting dalam mencapai pemulihan ekonomi yang berkelanjutan," tukasnya.
Wempi juga peran penting G20 dalam menangani isu-isu strategis global yang kritis. "Kita semua mengetahui peran G20 dalam menanggapi krisis keuangan Asia 1998 dan 2008," jelasnya. (OL-15)
Model-model ini dirancang agar dapat disesuaikan dengan risk appetite dan kebutuhan masing-masing lembaga keuangan sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan lebih baik.
Di zaman sekarang, keuangan pribadi nggak lagi sesederhana simpan uang di bawah bantal atau buka rekening di bank.
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Nilai pasti dari jumlah kerugian masih dalam proses penelaahan dan belum dapat dipastikan hingga seluruh proses investigasi internal diselesaikan.
Sejak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) mulai berlaku, perdagangan antara kedua negara telah berlipat ganda, mencapai A$35,4 miliar pada 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Gorontalo pada triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,14 persen
DIREKTORAT Jaminan Produk Halal (JPH) dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
LOGISTIK adalah nadi perekonomian yang menggerakkan perdagangan, menyambungkan daerah, dan memastikan roda industri terus berputar. Namun di Indonesia,
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengenang sosok almarhum Kwik Kian Gie sebagai ekonom yang konsisten berpihak kepada rakyat dan tidak pernah lelah memperjuangkan kepentingan publik
Fornas mampu memberi dampak konkret terhadap roda ekonomi lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved