Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

IHSG Diperkirakan Melemah Pada Awal November 2021

Despian Nurhidayat
31/10/2021 10:20
IHSG Diperkirakan Melemah Pada Awal November 2021
Ilustrasi(Antara)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah di awal November 2021. Meskipun pasar saham masih akan di pengaruhi optimisme dari laporan keuangan emiten yang masih terbit baik didalam maupun luar negeri, pelaku pasar akan berhati-hati menjelang Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed Press Conference di mana ada peluang terjadi tapering.

"IHSG berpeluang konsolidasi melemah pekan ini dengan support di level 6,509 sampai 6,392 dan resistance di level 6,600 sampai 6,687. Cenderung BOW bila IHSG melemah," ungkap Direktur Equator Swarna Investama Hans Kwee kepada Media Indonesia, Minggu (31/10).

Beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada awal November ini di antaranya ialah pengumuman dari Chairman The Fed Jerome Powell yang mengatakan bahwa bank sentral dapat memulai pengurangan program pembelian obligasi atau tapering pada November tahun 2021 dan menyelesaikan prosesnya pada pertengahan 2022.

Powell menjelaskan langkah pertama bank sentral AS untuk menarik dukungan pandemi darurat untuk ekonomi. Menurutnya, tapering bisa dilakukan segera setelah pertemuan kebijakan berikutnya.

"Rencana tapering ini mengacu pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed selanjutnya pada 2-3 November 2021. Dampak tapering kali ini kemungkinan besar tidak sebesar tahun 2013 lalu, membuka peluang pembelian di pasar saham dan obligasi lokal," ujar Hans.

Selain itu, harga batu bara sempat turun ke tingkat terendah dalam lebih dari sebulan, dan mencapai limit penurunan harian sebesar 10%, setelah otoritas Tiongkok meminta provinsi penghasil batubara utama untuk menyelidiki dan mengatur tempat penyimpanan ilegal dan menindak penimbunan.

Lembaga perencanaan Tiongkok itu menambahkan bahwa pihaknya dan regulator pasar bersama-sama membentuk empat tim inspeksi untuk melakukan "pengawasan khusus" harga batu bara spot di wilayah produksi utama dan pelabuhan.

"Tiongkok berusaha menurunkan harga batu bara dengan melakukan intervensi, tetapi kami perkirakan penurunan harga hanya bersifat jangka pendek," tegas Hans.

Sementara itu, Minyak mentah telah naik tinggi pada 2021 karena ekonomi mulai pulih dari pandemi covid-19, tetapi harga berada di jalur penurunan minggu ini.

Harga telah tertekan oleh laporan bahwa stok minyak mentah AS naik 4,3 juta barel. Iran mengatakan pembicaraan untuk kesepakatan internasional tentang program nuklirnya akan dimulai kembali pada akhir November, membawa Iran selangkah lebih dekat untuk meningkatkan ekspor minyak.

"Aljazair mengatakan peningkatan produksi minyak mentah oleh OPEC + pada bulan Desember tidak boleh melebihi 400.000 barel per hari (bph) karena ketidakpastian dan risiko pasar. OPEC secara bertahap melepaskan rekor pengurangan produksi tahun 2020. Organisasi ini akan menggelar pertemuan pada 4 November 2021. Pelaku pasar akan menanti hasil pertemuan OPEC untuk melihat arah harga minyak," pungkas Hans. (OL-13)

Baca Juga: BMKG: Waspadai Potensi Hujan Deras dan Angin Kencang di Sejumlah Daerah



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik