Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Ekonomi Diprediksi Tumbuh 4,5%, Luhut: Investasi Harus Gesit

Insi Nantika Jelita
29/10/2021 13:21
Ekonomi Diprediksi Tumbuh 4,5%, Luhut: Investasi Harus Gesit
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar )

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan positif hingga akhir tahun ini. Dia pun meminta pemerintah akan terus gesit dalam mengejar investasi.

Hal tersebut diutarakan dalam acara The 2nd Pacific Exposition 2021 (Pameran Pasifik ke-2) yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)  Wellington, Selandia Baru, Kamis (28/10).

Baca juga: Ini Pentingnya Budaya Perusahaan dan Langkah-langkah Membangunnya

“Dengan laju pemulihan ekonomi saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih dari pertumbuhan negatif tahun lalu dengan pertumbuhan sebesar 3,7 - 4,5% pada akhir tahun ini,” kaya Luhut dalam keterangan resmi, Jumat (29/10).

Dia juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan akan moncer dikisaran angka 5,2-5,5% dan selanjutnya tumbuh menjadi 6% melalui transformasi ekonomi. 

“Masih banyak bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama yang perlu dijajaki bersama oleh Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk mengatasi tantangan dunia yang terus berubah sambil berinvestasi. Kita harus proaktif, adaptif, dan gesit,” tegas Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, negara-negara yang ingin berprogres dari status negara berpendapatan menengah ke negara maju adalah negara yang bisa menghasilkan sekitar US$4 ribu per kapita tiap tahunnya. Lalu dikali tiga menjadi US$12 ribu. "Ini angka yang dibutuhkan untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi,” jelasnya. 

Mendag menekankan salah satu faktor penting dalam mewujudkan sebagai negara berpenghasilan tinggi ialah dengan memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Indonesia, katanya, harus memanfaatkan momentum ini dengan melipatgandakanProduk Domestik Bruto (PDB) menjadi US$12 ribu.

"Angka itu (bonus demografi) akan berakhir antara tahun 2038 dan 2040. Pada dasarnya sekarang Indonesia memiliki waktu sekitar 18 hingga 17 tahun untuk melipatgandakan PDB menjadi negara berpenghasilan tinggi," sebutnya.

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dalam agenda tersebut menambahkan, covid-19 telah berdampak pada ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, khususnya negara-negara Kepulauan Pasifik yang sangat bergantung pada pariwisata. 

"Asia Pasifik adalah pasar gabungan dengan 300 juta orang dan nilai perdagangan US$2,3 miliar, menjadi kawasan yang dianggap sangat menguntungkan kedepannya," imbuhnya.

Negara-negara Pasifik dinilai perlu melakukan diversifikasi melalui penguatan strategi perdagangan, investasi, dan ekonomi kreatif. Arus barang dan jasa yang lancar mendorong pertumbuhan dan memberikan kontribusi ekonomi yang berkelanjutan. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya