Target Lifting Minyak 1 Juta Barel/hari, ESDM Bentuk Satgas 

Insi Nantika Jelita
07/10/2021 18:55
Target Lifting Minyak 1 Juta Barel/hari, ESDM Bentuk Satgas 
Kilang Pertamina RU V di Kalimantan(Antara/M. Agung Rajasa)

LANGKAH serius tengah diambil pemerintah dalam mewujudkan capaian lifting minyak 1 juta barel oil per day (bopd) dan lifting gas sebesar 12 billion standard cubic feet per day (bscfd) di 2030. 

Upaya yang diambil adalah membentuk tim task force atau satuan tugas (satgas) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada masing-masing program. 

"Untuk mendukung (target) itu telah dibentuk task force demi mempercepat produksi," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangannya, Kamis (7/10). 

Ada enam task force di masing-masing program untuk memonitoring, pengawasan hingga perencanaan pada program percepatan Plan of Development (POD), percepatan drilling, Enhanced Oil Recovery (EOR) atau metode eksploitasi minyak, insentif fiskal, migas non konvensional, dan eksplorasi. 

Menurut Tutuka, adanya tim task force membuat pemerintah percaya diri bahwa target di 2030 tersebut tercapai. Terlebih, klaimnya bahwa konsumsi minyak Indonesia lebih besar dibandingkan produksi. Sedangkan gas, kondisinya lebih baik dengan surplus produksi serta cadangan yang lebih besar. 

Baca juga : Selama Berproduksi, Blok Cepu Setor Rp249 Triliun ke Negara

Dengan tercapainya target produksi minyak 1 juta BOPD, akan menekan impor minyak dari 1,1 juta BOPD menjadi 324.000 BOPD dan penghematan devisa dari 2021 hingga 2040 sebesar US$14,1 miliar per tahun. 

Saat ini, Direktorat Jenderal Migas bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah mengidentifikasi profil produksi yang direncanakan dari masing-masing KKKS dan diketahui bahwa pada 2030, total produksi minyak sekitar 1 juta BOPD. 

"Tim dari Ditjen Migas sudah mengkonfirmasi ke KKKS dan menghasilkan profil tidak jauh dari 1 juta BOPD. Kemudian SKK Migas menambahkan menjadi 1 juta BOPD," urai Tutuka. 

Selain itu, pemerintah berencana menggeser lokasi eksplorasi dari yang semula fokus di wilayah barat Indonesia ke wilayah Timur. 

"Bagian barat sudah sedemikan padat dieksploitasi dan eksplorasi, sedangkan bagian timur spotnya masih sedikit. Ini tantangan kita semua," ucapnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya