Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Membangun Ekonomi dari Kawasan Khusus

Ihfa Firdausya
16/9/2021 07:51
Membangun Ekonomi dari Kawasan Khusus
(DOK)

PENETAPAN Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) teknologi dan manufaktur menjadikan JIIPE sebagai kawasan industri terpadu paling kompetitif. KEK yang dibangun dengan skema kerja sama swasta PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan BUMN Pelindo III ini diproyeksikan mendatangkan banyak investasi dan menyerap banyak tenaga kerja sehingga diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dan Indonesia.

Sebagaimana diberitakan, JIIPE merupakan kawasan industri terbesar di Jawa Timur sekaligus kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia yang dilengkapi pelabuhan dan hunian eksklusif. Kombinasi fasilitas yang dimiliki JIIPE, lokasi strategis, dan status sebagai kawasan ekonomi khusus diharapkan dapat mendorong peningkatan daya saing industri di Indonesia. Di masa depan, hal inilah yang dipercaya akan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang menarik.

Presiden Direktur PT AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menyebut status KEK JIIPE akan memberikan manfaat besar bagi industri-industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, dan teknologi. Pasalnya, dengan status KEK, kata Haryanto, JIIPE mendapatkan fasilitas fiskal dan nonfiskal.

“Fasilitas fiskal itu seperti tax holiday, pembebasan bea masuk. Sementara itu, nonfiskal kita mendapatkan kemudahan untuk imigrasi, tenaga kerja, dan izin berusaha. Adanya pelayanan satu pintu di dalam kawasan JIIPE ini akan menghemat waktu dari tenant-tenant yang akan membangun pabriknya,” jelas Haryanto.

Haryanto juga melihat status KEK teknologi akan menarik industri-industri berteknologi tinggi. Hal ini akan menjadikan JIIPE sebagai kawasan industri 4.0 yang merupakan target untuk penguasaan teknologi dan know-how ke depan di Indonesia.

Bagi industri, JIIPE memiliki sejumlah nilai lebih. Pertama, JIIPE merupakan kawasan hijau. Haryanto menyebut dari awal JIIPE sudah didesain sebagai kawasan hijau dengan zero run off of water. “Jadi semua air kita tampung, baik air hujan, waste water, untuk kita kelola kembali dan jual kepada tenant-tenant kami,” jelasnya.

Selanjutnya, JIIPE juga menggunakan pembangkit tenaga listrik yang memakai gas alam sehingga lebih ramah lingkungan. “Saat ini kami sedang membangun juga tenaga listrik dari tenaga surya atau solar panel sehingga kita juga akan memiliki renewable energy. JIIPE telah memiliki izin usaha pembangkit tenaga listrik sebesar 572 megawatt. Jadi kita akan membangun baik pembangkit listrik tenaga gas maupun solar panel sesuai dengan kebutuhan daripada tenant-tenant kami,” papar Haryanto.

 

Daya saing tinggi

Menurut Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto, JIIPE Gresik memberikan sejumlah benefit yang tidak dipunyai kawasan ekonomi khusus lainnya. Antara lain JIIPE mempunyai kawasan industri yang langsung terhubung dengan pelabuhan sehingga akan memunculkan cost efficiency.

Boy yakin pengembangan kawasan ke depan termasuk peningkatan kapasitas pelabuhan, akses langsung tol dan kereta api, akan semakin meningkatkan daya saing JIIPE dan menarik banyak investasi masuk. Selain investasi masuk, JIIPE juga akan memberikan kontribusi substitusi impor yang cukup besar.

“JIIPE ini sudah ditetapkan sebagai PSN (Proyek Strategis Nasional), nanti akan ada tol yang nyambung ke JIIPE, kemudian akan ada jalur kereta api yang disambung dari Stasiun Indro,” katanya.

Integrasi itu dinilai dapat memudahkan lalu lintas barang sehingga JIIPE akan memiliki daya saing tinggi, bukan hanya di Indonesia, melainkan dengan kawasan-kawasan industri lainnya di ASEAN.

Di sisi lain, Boy mengatakan Pelindo III telah menyiapkan kelengkapan infrastruktur pendukung pada kawasan KEK Gresik JIIPE dalam menghadapi persaingan. Kelengkapan infrastruktur itu berupa pelabuhan sendiri yang terintegrasi dengan kawasan industri yang melayani Port & Logistic services.

Antara lain general cargo, container and container yard, car/vehicles, multipurpose jetty, marine product industry and cold storage facilities, liquid and bulk cargo, LNG terminal and onshore storage, bonded logistic center, dan offshore maintenance. Fasilitas-fasilitas tersebut akan dibangun secara bertahap.

“JIIPE ini sekarang sudah ada dermaga dengan panjang 500 meter, lebar 50 meter, dan bisa disandari untuk empat dermaga, sekarang sudah bisa digunakan untuk kapal eksisting dengan panjang sekitar 150 meter dengan bobot mati sekitar 12 ribu gross ton,” kata Boy. Ke depan, JIIPE akan menambah panjang tempat sandar kapal hingga 230 meter dengan bobot mati 42 ribu gross ton.

Di samping itu, lokasi JIIPE juga dekat dengan Bandara Internasional Juanda di Surabaya. Konektivitas darat, udara, dan laut ini akan menurunkan biaya logistik sehingga JIIPE akan menjadi kawasan yang mendukung dalam proses impor, ekspor, maupun distribusi dalam negeri.

Hadirnya JIIPE juga bertujuan mendukung kesuksesan tol laut. Dengan adanya pelabuhan besar dan laut dalam, diharapkan Surabaya bisa menjadi pelabuhan hub untuk distribusi di seluruh Indonesia maupun untuk impor dan ekspor.

Adapun dua target utama yang akan segera direalisasikan setelah JIIPE dijadikan KEK teknologi dan manufaktur ialah integrasi dengan Tol Manyar-Gresik-Surabaya dan pengembangan jalur kereta api. Selain itu, pembangkit listrik tenaga surya energi terbarukan dan terminal LNG sudah masuk blueprint development JIIPE.  (S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya