MENTERI Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berharap konsumen lebih memilih barang-barang buatan dalam negeri terlebih produk UMKM. Indonesia, kata Halim, memiliki banyak karya hebat dan produk berkualitas.
"Pandemi tidak menghalangi untuk berkreasi. Keterbatasan justru mendorong kita untuk tetap berinovasi, bertransformasi, menggali potensi diri, dan menciptakan berbagai peluang," ujarnya dalam soft launching Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Kalimantan Timur, Rabu (1/9).
Bangga Buatan Indonesia merupakan gerakan nasional berbentuk gotong royong dari UMKM untuk UMKM, dari BUMDesa dan BUMDesa Bersama untuk Indonesia, yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2020. UMKM terbukti memiliki daya tahan dalam menghadapi krisis ekonomi sejak 1998 dan kini saat terdampak dari pandemi covid-19.
Gernas BBI harus disertai dengan gerakan peningkatan kualitas dan daya saing melalui pengembangan ekosistem dan rasa percaya diri sebagai bangsa yang mencintai negerinya. Perkembangan internet selama pandemi covid-19 menegaskan bahwa rambah perdagangan online menjadi cara paling efisien, efektif, dan meraih penjualan maksimal. Pelaku UMKM, market place, pemerintah, dan seluruh masyarakat diharapkan terlibat dalam gerakan nasional bangga buatan Indonesia untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Sejak pencanangan tahun lalu, Gernas BBI berhasil mengajak lebih dari 3,8 juta pelaku kreatif dan UMKM untuk on boarding ke platform e-commerce untuk memperluas pasar. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebanyak 2 juta UMKM. Oleh karena itu total unit UMKM yang on boarding mencapai 11,4 juta.
Saat ini telah tersedia 86 konten pelatihan pada situs Bangga Buatan Indonesia yang dapat diakses oleh pelaku UMKM dan pengelola Bumdes. Lalu ada penyaluran modal melalui program digital kreatif UMKM oleh Himbara sebesar Rp4,2 triliun yang bisa diakses pelaku usaha UMKM.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Timur Tutuk S H Cahyono mengatakan acara ini merupakan momen penting untuk meningkatkan komitmen keberpihakan dan pemberdayaan produk ratusan atau UMKM Kaltim dari seluruh pelosok desa dan kota, agar dapat naik kelas dan mampu bersaing di pentas nasional maupun global. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kaltim yang saat ini didominasi oleh batu bara dapat menjadi lebih bernilai tambah tinggi, inklusif, dan berkesinambungan.
Survei Bank Indonesia menunjukan bahwa pandemi covid-19 menurunkan kinerja UMKM Kaltim secara signifikan hingga sebagian berhenti beroperasi. Namun demikian program pengembangan UMKM yang berbasis digitalisasi yang dilakukan Bank Indonesia sejak sebelum merebak covid-19 telah membuat UMKM lebih cepat beradaptasi sehingga mampu pulih secara bertahap. Percepatan pemulihan membuat UMKM semakin berdaya saing dengan program pengembangan UMKM naik kelas secara sistematis dan berkesinambungan.
"Kami terus mengidentifikasi produk-produk UMKM Kaltim yang memiliki daya saing untuk selanjutnya diberikan program penguatan kelembagaan atau korporatisasi clustering serta kapasitas usaha dan SDM dengan berbagai pelatihan dan pendampingan di lapangan agar mampu menjadi UMKM ekspor yang berdaya saing," kata Tutuk. Sudah hampir 4.000 UMKM Kaltim yang BI dampingi, terutama kaum perempuan para korban rentenir, KDRT, kaum disabilitas, mantan PSK, dan lainnya, hingga UMKM yang memiliki keunikan dan daya saing di pasar ekspor.
Pendampingan juga di dalam akses finansial agar terbuka akses pembiayaan keuangan melalui entry point QR code Indonesia Standar. BI juga melakukan bussiness matching dengan perbankan untuk terciptanya inklusi ekonomi dan keuangan bagi UMKM Kaltim. Gubernur Kalimantan Timur yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah Kalimantan Timur Muhamad Sa'bani mengatakan daerahnya masih terdampak pandemi dan berakibat pada penurunan ekonomi dan investasi, diikuti melemahnya daya beli dan tingkat kesehatan masyarakat.
Namun berbagai potensi dan kapasitas yang ada harus terus dikembangkan, seperti menghasilkan produk dalam negeri yang bisa bersaing dengan produk-produk internasional. Pada saatnya nanti produk-produk UMKM Indonesia yang mengusung kearifan lokal seperti fesyen, griya, kuliner, manufaktur, kecantikan, komoditas perikanan, hingga karya seni bisa merambah ke pasar global. "Produk UMKM Indonesia harus terus berbenah dan tidak lekas merasa puas dengan pencapaian saat ini. Mereka harus terus berjuang meningkatkan permodalan, kualitas produk, promosi, dan pemasaran, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi di era digital saat ini," kata Sa'bani.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen agar Gernas BBI menunjukan semangat gotong royong dan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dengan berbelanja produk dalam negeri, terutama produk UMKM. Di Kaltim saat ini terdapat sebanyak 307 ribu UMKM yang terdiri dari UMKM kuliner lebih dari 93 ribu, industri pengolahan 14 ribu unit, kerajinan 1.500 unit, perdagangan 170 ribu unit, dan jasa 29 ribu unit.
Baca juga: Bank Indonesia Persiapkan Dukungan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
Corporate Secretary PT Pertamina Brahmantya Poerwadi menjelaskan ada kolaborasi antara Pertamina dan Kementerian Desa PDTT, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Provinsi Kalimantan Timur dan Bank Indonesia. Berbagai pelatihan digital bagi pelaku UMKM digelar sejak Agustus lalu sebagai bekal bagi pelaku usaha agar suap menghadapi era kemajuan teknologi informasi yang nanti bisa bermanfaat untuk perkembangan bisnis yang dijalani UMKM. "Kegiatan Gernas BBI diharapkan bisa mendorong UMKM menjadi go digital, go online, yakni mampu beradaptasi pada perkembangan zaman sehingga turut meningkatkan efektivitas dalam menjalani bisnis melalui jangkauan pemasaran yang lebih luas, transaksi di mana saja, dan omzet yang lebih tinggi, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Brahmantya. (OL-14)