Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PLATFORM e-commerce milik Grup Djarum, PT Global Digital Niaga atau dikenal Blibli dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan yang didukung oleh konglomerat Indonesia Hartono ini dilaporkan telah memilih penasihat untuk penawaran umum perdana yang rencananya mulai pada awal tahun depan atau di 2022, dilansir Bloomberg pada Kamis (26/8).
Blibli akan bekerjasama dengan Credit Suisse Group AG dan Morgan Stanley untuk menjajaki kemungkinan penjualan saham untuk pertama kalinya, kata sumber yang mengetahui ini.
Perundingan mengenai jumlah IPO ini bergantung pada bisnis mana yang dimasukkan, menurut sumber itu.
Baca juga : Kondisi Terpuruk, Pengusaha Ritel Minta Tinjau Ulang Rencana Kenaikan Pajak
Seorang perwakilan Blibli mengatakan perusahaan terbuka untuk opsi yang akan memperluas ekosistemnya. Namun, Blibli dan Credit Suisse sama-sama menolak komentar kabar IPO ini.
Jika Blibli melanjutkan IPO, e-commerce itu akan bergabung dengan saingannya PT Bukalapak.com di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut mengumpulkan US$1,5 miliar pada Juli dalam IPO, angka ini dinilai terbesar melampaui penawaran PT Adaro Energy sebesar US$1,3 miliar pada 2008, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Raksasa ride-hailing GoTo, startup teknologi terbesar dengan valuasi US$18 miliar, juga diperkirakan akan IPO.
Didirikan pada 2011, Blibli adalah wadah belanja online untuk barang-barang termasuk elektronik dan produk gaya hidup, dan bekerja sama dengan lebih dari 100.000 mitra bisnis, menurut situs webnya. Perusahaan itu menawarkan pengiriman melalui Layanan Blibli Express sendiri serta 27 mitra logistik di kota-kota terbesar di Indonesia. (Bloomberg/OL-7)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor tertinggi kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 21 Agustus 2025, dibuka melemah 39,99 poin atau 0,50% ke posisi 7.903,83.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 20 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar. Sentimen utamanya akan berasal dari tingkat domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
PT BNI Sekuritas mengumumkan pencetakan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai Perusahaan Sekuritas yang Melakukan Perdagangan Langsung Saham dengan Nasabah Terbanyak.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved