Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
HARGA minyak dunia setelah penurunan tajam pada minggu karena kekhawatiran atas permintaan. Kini, kembali naik siginifikan menutup kerugian pada pekan lalu.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 3,5 dolar AS, atau 5,6 persen, menjadi menetap di 65,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 3,57 dolar, atau 5,5 persen, menjadi ditutup pada 68,75 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
"Harga minyak memulai perdagangan pada pekan yang baru dengan kenaikan yang signifikan, setelah pekan yang sangat suram yang membuat Brent dan WTI turun masing-masing 8 persen dan 9 persen - kerugian mingguan paling substansial dalam hampir sepuluh bulan," Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Senin atau Selasa WIB (24/8).
Untuk pekan yang berakhir Jumat, patokan minyak mentah AS jatuh 8,9 persen, sementara Brent merosot 7,7 persen.
"Kami menganggap pelemahan harga ini berlebihan dan percaya hal itu lebih berkaitan dengan psikologi pelaku pasar daripada dengan penurunan data fundamental," kata Fritsch, dan menambahkan, dalam beberapa minggu mendatang akan terungkap apakah pembatasan perjalanan yang diberlakukan kembali di beberapa negara Asia-Pasifik, “akan benar-benar berdampak pada permintaan bahan bakar seperti yang ditunjukkan oleh kinerja harga minggu lalu." (Ant/OL-13)
Baca Juga: Saham Inggris Naik 0,30 persen
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved