Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
GANASNYA pandemi membuat laba bersih PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) mengalami penurunan pada semester I 2021. Perusahaan berhasil mencetak laba Rp3,05 triliun, atau anjlok 15,75% dari periode yang sama tahun lalu dengan Rp3,62 triliun.
Untuk penjualan bersih Unilever juga menyusut pada Juni dengan mencetak Rp20,2 triliun atau turun 7,30% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21,77 triliun.
"Pertumbuhan pasar FMCG (Fast Moving Consumer Goods) belum sepenuhnya pulih, karena pandemi covid-19 menyebabkan konsumen masih berhati-hati dalam memilih pola konsumsi," kata Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Ira Noviarti dalam keterangan yang dikutip Jumat (23/7)
Kondisi ini, lanjutnya, juga ditambah dengan kenaikan harga komoditas yang mulai mempengaruhi biaya produk.
Ira menjelaskan bahwa untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, pihaknya memiliki strategi yang menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang.
Strategi pertama, ungkap Ira, mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen. Lalu, memperluas portfolio ke value dan premium segment.
"Serta memperkuat inovasi dan future channel," kata Ira.
Saat ini Unilever Indonesia dianggap sebagai market leader di Tanah Air dengan 12 kategori industri FMCG.
Beberapa inovasi, lanjut Ira, dalam premium segment yang telah dan akan diluncurkan dalam waktu dekat, antara lain termasuk peluncuran Baby Dove untuk meraih potensi besar di market bayi, peluncuran daging vegetarian The Vegetarian Butcher dari Unilever Food Solutions (UFS) untuk menjawab demandopsi makanan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. (OL-8)
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (10/7).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tekanan pada 2025 ditandai pelemahan indeks dan arus keluar dana asing.
Wall Street terguncang setelah Trump umumkan tarif baru hingga 40% terhadap 14 negara. Saham otomotif dan teknologi Jepang-Korea anjlok.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka menguat ke level 6865.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved