Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Catat Transaksi Rp2,4 Triliun pada Q1 2021

Mediaindonesia.com
22/4/2021 12:05
Catat Transaksi Rp2,4 Triliun pada Q1 2021
Ilustrasi(Dok.ICDX)

BURSA timah ICDX mencatatkan nilai transaksi mencapai 2,4 Triliun pada kuartal pertama 2021 dengan volume transaksi timah mencapai 6294 metrik ton. Rata-rata harga timah ICDX pada Kuartal I sampai pertengahan April terpantau stabil pada rentang level USD 28.000 per ton. Angka itu merupakan angka capaian rata-rata tertinggi sejak timah diperdagangkan melalui Bursa ICDX. Peningkatan signifikan terjadi dikarenakan fundamental timah yang kuat sehingga mendukung harga timah untuk bergerak lebih tinggi.

Kebutuhan permintaan akan timah yang semakin meningkat sejalan dengan kembali normalnya operasional perusahaan elektronik dan manufaktur global yang membutuhkan timah sebagai bahan baku semikonduktor dalam perakitan produk. Hal ini terlihat dari volume transaksi timah yang diperdagangkan melalui bursa timah ICDX sampai pertengahan April telah mencapai 7936 metrik ton dan mencatatkan harga timah dengan level tertinggi, hal ini menjadi penanda kembali aktifnya perdagangan timah Indonesia.

Baca juga: Grab Holding Inc Berencana Melantai di Bursa Saham AS

Harga perdagangan timah Bursa ICDX yang sempat menyentuh US$29.450 per ton pada Maret 2021 menjadi referensi harga timah dunia, yang tentunya akan menguntungkan. “Harga rata-rata timah Bursa ICDX lebih tinggi dibandingkan London Metal Exchange (LME) dan Kuala Lumpur Tin Market (KLTM), tentunya ini akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan para penjual timah tujuan ekspor,” ujar Bambang Setioso kepala tim logistik ICDX Group.

Peningkatan harga timah dari sisi harga dan juga volume ini menjadi momentum kebangkitan perdagangan timah pada 2021, mengingat perdagangan timah Indonesia merupakan salah satu penyumbang perekonomian domestik. Harga timah yang tinggi akan menambah nilai royalti kepada Provinsi Bangka dan juga penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam bentuk pajak maupun nonpajak. Apabila tren peningkatan harga timah dapat dipertahankan, Indonesia akan mengukuhkan kedaulatannya akan sumber daya tidak terbarukan dan tidak tergantikan ini.

Timah akan menjadi sangat vital bagi industri masa depan yang berporos pada renewable energy dan juga komputasi robotik yang menjadi fitur utama dan fokus pengembangan teknologi. Kebutuhan manusia yang semakin luas akan mengakselerasi kebutuhan teknologi pendukung serta produk teknologi yang keberlanjutan.

Hal tersebut merupakan masa depan utilisasi timah dalam berbagai industri. Kebutuhan akan timah akan sangat bergantung pada Indonesia yang merupakan salah satu pusat produksi dan eksportir timah terbesar ke pasar global. Pada Kuartal I 2021, kebutuhan global akan timah masih didominasi oleh pasar Asia dan Eropa. Korea Selatan, Singapura, India, Taiwan, Belanda dan Jepang merupakan 6 negara tujuan ekspor terbesar timah Indonesia. Negara tujuan ekspor tersebut merupakan negara-negara yang mendominasi industri elektronik dan manufaktur dan membutuhkan timah dalam skala besar untuk operasionalnya. “Prospek permintaan yang meningkat dan keterbatasan pasokan timah  akan menjadi pondasi kuat untuk harga timah dapat melanjutkan tren kenaikan pada 2021.” kata Bambang. (RO/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya