Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

KKP Digitalisasi Layanan Pelabuhan Guna Keselamatan Nelayan

Insi Nantika Jelita
30/3/2021 09:05
KKP Digitalisasi Layanan Pelabuhan Guna Keselamatan Nelayan
Ilustrasi kapal nelayan(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan digitalisasi sejumlah layanan di pelabuhan guna keselamatan para nelayan dengan memasang alat Wahana Keselamatan dan Pemantauan Objek Berbasis Informasi atau Automatic Identification System (WakatobiAIS).

Alat itu dipasang pada sepuluh kapal nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu Serang, Banten, dengan menggandeng Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan pihak lainnya.

"Kami sangat mendukung implementasi alat keselamatan nelayan di kapal-kapal. Dipilihnya PPN Karangantu merupakan kali pertama dimanfaatkannya alat keselamatan nelayan hasil temuan para peneliti LPTK Wakatobi," ujar Kepala PPN Karangantu Asep Saefuloh dalam keterangan pers KKP, Senin (29/3).

Wakatobi AIS merupakan perangkat AIS Class B yang dapat mengirim posisi kapal secara simultan sehingga keberadaan kapal dapat diketahui oleh kapal-kapal lain di sekitarnya dan stasiun monitoring di darat. Kegunaannya sebagai alat keselamatan nelayan apabila kapal yang mereka operasikan dalam kondisi bahaya.

Pemasangan WakatobiAIS ialah dengan memasang antena di posisi tertinggi kapal lalu memasang alat utama AIS pada posisi yang mudah dijangkau oleh awak kapal. Sebagai perbandingan, produk AIS yang lain membutuhkan sambungan listrik ke catu daya seperti ke aki atau adaptor DC juga sambungan kabel ke antena GPS yang dipasang terpisah.

Hasil inovasi riset Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi ini dinilai cocok untuk kapal-kapal nelayan Karangantu yang sebagian besar merupakan kapal bagan. Nelayan di sana kerap menangkap ikan di lokasi yang ramai pelayaran kapal-kapal besar dari Cilegon dan Merak.

Baca juga: KKP akan Bangun Sentra Budidaya Lobster di Lombok

Dikatakan KKP, keberadaan kapal nelayan tentunya berisiko tertabrak atau terkena hempasan ombak tinggi akibat kapal besar yang melintas.

Dalam pemasangan WakatobiAIS, terlebih dahulu dilakukan pengecekan kapal guna menentukan kapal memenuhi syarat. Instalasi di kapal disebut hanya membutuhkan waktu 7 hingga 10 menit dan alat dapat langsung dinyalakan dan otomatis kapal dapat dilihat posisinya di layar monitor.

Selain melakukan instalasi transmiter AIS di kapal, tim juga melakukan instalasi sistem penerima AIS yang dipasang di kantor Pelabuhan. Sistem ini akan memudahkan operator Pelabuhan mengawasi dan memberikan pelayanan terhadap aktivitas kapal perikanan di PPN Karangantu.

Selain pemasangan WakatobiAIS, KKP juga akan menerapkan teknologi Internet of Thing (IoT) timbangan online di PPN Karangantu. Sistem yang juga akan diterapkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap ini telah diintegrasikan dengan aplikasi Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) dalam kerangka Satu Data KKP.

Kepala Pusdatin KKP Budi Sulistiyo menyampaikan penerapan timbangan online akan mempercepat proses serta menjamin akurasi pencatatan hasil tangkapan. Selanjutnya volume dan nilai per komoditas ikan akan dijadikan dasar penetapan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang akan dibayarkan pelaku usaha.

“Untuk mendukung proses ini, pendataan KUSUKA menjadi penting dan KKP menargetkan pendataan KUSUKA selesai 2022,” ungkap Budi.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya