Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pertumbuhan Simpanan Melambat Seiring Tren Penurunan Suku Bunga

Fetry Wuryasti
25/3/2021 15:49
Pertumbuhan Simpanan Melambat Seiring Tren Penurunan Suku Bunga
Petugas melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (21/8/2020).(Antara)

BANK Indonesia mencatat posisi uang beredar dalam arti luas (M2) yaitu M1 ditambah uang kuasi dan surat berharga tetap tumbuh, meski melambat.

"Hal ini seiring dengan tren penurunan suku bunga simpanan," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Kamis (25/3).

Posisi M2 pada Februari 2021 sebesar Rp6.810,5 triliun, tumbuh 11,3% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan Januari (11,8% yoy). Perlambatan disebabkan oleh seluruh komponen.

Adapun pertumbuhan M1 (uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral/giro berdenominasi rupiah), pada Februari 2021 tercatat sebesar 18,6% (yoy), relatif stabil dibandingkan dari bulan Januari (18,7% yoy).

Perlambatan peredaran kartal diimbangi dengan peningkatan giro rupiah. Pada Februari 2021, kartal tercatat sebesar Rp698,2 triliun, atau tumbuh 14,8% (yoy), melambat dibandingkan Januari (15,6% (yoy) sejalan dengan pola historisnya.

Giro rupiah masyarakat pada Februari 2021 tumbuh 21,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (20,9% yoy), baik dalam valuta rupiah maupun valas, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan.

Sejalan dengan hal tersebut, dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank tumbuh positif (20,1% yoy), meningkat dibandingkan Januari yang sebesar 6,8% (yoy). Dana float pada Februari 2021 tercatat Rp2,8 triliun, dengan pangsa 0,16% terhadap M1.

Kemudian, uang kuasi atau deposito, tabungan, dan simpanan valas milik swasta domestik, yang memiliki pangsa 73,5% terhadap M2 dengan nilai sebesar Rp5.005,7 triliun mengalami perlambatan dari 9,7% (yoy) pada Januari 2021 menjadi 9,2% (yoy).

"Ini terjadi terutama pada instrumen tabungan serta simpanan berjangka baik dalam rupiah dan valas," kata Erwin.

Demikian juga surat berharga selain saham masih menunjukkan tren penurunan, dari 20,4% (yoy) pada Januari 2021 menjadi 24,8% (yoy) seiring penurunan surat berharga oleh korporasi finansial nonbank dalam rupiah.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Februari 2021 tercatat Rp6.401,8 triliun, atau tumbuh 10,2% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,1% (yoy). Pelambatan terutama dipengaruhi oleh pelambatan tabungan dan deposito baik dalam rupiah maupun valas.

Berdasarkan golongan nasabah, pelambatan tabungan terjadi pada nasabah korporasi maupun perorangan, sementara itu pelambatan deposito disebabkan oleh nasabah perorangan. Di sisi lain, peningkatan giro menahan pelambatan DPK lebih dalam.

Tabungan tercatat melambat dari 11,8% (yoy) pada Januari 2021 menjadi 11,2% (yoy) pada Februari. Sementara itu, simpanan berjangka melambat dari 6,4% (yoy) pada Januari 2021 menjadi 4,2% (yoy), sejalan dengan tren penurunan suku bunga simpanan.

Pelambatan tabungan dan simpanan terjadi pada bank yang berada di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di sisi lain, giro mengalami peningkatan.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada Februari 2021 dipengaruhi oleh tetap tingginya tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, perlambatan aktiva luar negeri bersih, serta penurunan penyaluran kredit.

Tagihan bersih kepada Pempus tercatat tetap tumbuh tinggi meskipun melambat, dari 54,8% (yoy) menjadi 50,8% (yoy) pada Februari 2021.

Perlambatan disebabkan oleh peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam rupiah. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih pada Februari 2021 tumbuh sebesar 11,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2021 sebesar 14,9% (yoy).

"Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk terutama berupa kepemilikan surat berharga," kata Erwin. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya