Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Menteri ESDM : Transisi Energi Indonesia Sudah Berjalan

Insi Nantika Jelita
16/3/2021 22:44
Menteri ESDM : Transisi Energi Indonesia Sudah Berjalan
Biodiesel B30(Antara/Aprilio Akbar)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengklaim Indonesia telah memiliki beberapa kebijakan transisi energi yang melibatkan masyarakat dan pihak terkait, seperti reformasi subsidi energi yang dianggap sudah efisien.

Hal itu disampaikan dirinya saat menjadi pembicara pada gelaran Global Commission on People-Centred Clean Energy Transitions, yang diselenggarakan oleh International Energy Agency (IEA) pada Senin (15/3) secara virtual.

"Indonesia telah bertransformasi dari rezim subsidi energi yang tidak efisien dan membebani, menjadi kebijakan yang lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan lebih banyak sumber energi, terutama gas alam dan energi terbarukan untuk mengurangi masalah neraca perdagangan," jelas Arifin dalam keterangannya, Selasa (16/3).

Transformasi tersebut, ungkapnya, seperti menjalankan program mandatori biodiesel 30 persen (B30). Program ini dianggap penting oleh Arifin, untuk mengurangi impor bahan bakar fosil. 

Dia menyebut, pemerintah tidak hanya memanfaatkan kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar nabati sebagai alat untuk mengurangi emisi. Tetapi, juga dikatakan mencari peluang untuk pembangunan ekonomi yang lebih besar, seperti co-firing atau proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batubara. 

Baca juga : Mulai 1 April, GeNose Diberlakukan di 4 Bandara

"Target transisi energi kami ditetapkan dengan target yang ambisius menuju energi bersih. Saat ini Indonesia tengah mengembangkan co-firing biomassa pada beberapa pembangkit listrik, dan berusaha untuk memperluas skala penggunaan teknologi ini," urai Menteri ESDM.

"Kami juga mengevaluasi potensi kombinasi antara clean coal technology, co-firing biomassa, dan CCS/CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage)," tambahnya.

Saat ini diakui Arifin, Indonesia juga ingin berpartisipasi dalam pengembangan kendaraan listrik dan industri energi lanjutan. Transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, disampaikan pihaknya, membutuhkan banyak sumber daya mineral, sebagai sumber daya pada industri teknologi bersih dan terbarukan.

"Strategi kami juga berfokus untuk meningkatkan industri ekstraktif yang memiliki nilai tambah, termasuk industri mineral guna mendukung pengembangan industri dalam negeri, inovasi teknologi, dan penciptaan lapangan kerja," lanjutnya.

Arifin berharap, IEA akan melibatkan negara-negara untuk melakukan kerja sama dan kemitraan konstruktif pada transisi energi. Indonesia, diungkapkan, terbuka untuk membangun kemitraan dalam pengembangan program industri ekstraktif hilir. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya